Matahari
telah lelap di ujung sana, malam yang menyapa membuat tiap orang terlelap
dengan rasa lelah yang mereka rasakan. Membawa perlahan, dengan lembut ke dunia
mimpi. Dimana awan dapat berubah menjadi hitam pekat disaat matahari telah
bersinar tepat pada waktunya, dan pelangi dapat berwarna terbalik saat hujan
tak lagi turun di gurun harapan yang tandus. Setandus apa? Hanya pemilik
mimpilah yang tahu seberapa keringnya hati ini tanpa mahabahNya.
Malam
itu aku masih belum tertidur, aku masih bisa menikmati suara jangkrik pinggir
rumahku yang sedang berorkestra bersama populasinya. Sedangkan aku? Aku masih
sendiri mencari-cari inspirasi sebagai bahan baku utama tugasku untuk majalah
sekolah. Dl yang diberikan cukup singkat, hanya 24 × 3 jam. Yah sungguh waktu
yang singkat. Jam dinding tepat menunjuk pukul 11 lebih seperempat tapi aku
belum mendapat apa-apa, mengetahui waktu
akan berjalan terus tak pernah henti aku pun semakin takut tugasku tak
terselesaikan. Tanggal 8, 9 kemudian 10 bulan mei. Aku teringat tentang sesuatu
di bulan itu. Melihat agendaku yah benar 15 mei esok tepat ulang tahun Gerald
yang ke 17. Seseorang yang terlahir hari itulah yang mengenalkanku kembali
tentang dunia imajinasi yang dulu pernah ku tinggalkan. Memberiku pena baru
untuk menulis tentang duniaku. Dunia yang sulit di capai oleh indera manusia.
Kau
tau, dulu sebelum aku mengenalnya aku pernah bertemu dengan seorang yang
berhasil memenangkan hatiku dari orang lain. Dia yang menjadi inspirasiku
menulis. Membuatku semakin ingin mengatakan isi hatiku tentang hidup ini lewat
pena-pena yang ia berikan. Tapi waktu tak akan selamanya abadi dalam satu
situasi. Pena pertamaku telah patah karenanya. Tintanya yang sudah mengering
tak bisa lagi untuk di ambil sebagai cap kenang-kenangan. Seperti terkena duri
kaktus yang ku tanam sendiri.
Lama-lama..
berjalannya hari membuatku lupa tentang menulis. Imajinasiku hanyalah seperti
kepingan keramik kolonial yang tak terbentuk. Lama dan telah usang.
Tapi
sejak pertemuan yang membawa Gerald datang mengenalku. Hujan kembali turun
dalam dunia ku. Membawa pelangi-pelangi harapan yang baru untuk hidupku.
Menyanyikan lagu lagu bahagia pengantar tidur dan menyunggingkan senyum yang
manis untuk menyapa sang mentari.
Pena
Yah Gerald
telah memberi pena baru dalam duniaku. Hanya dia yang mengerti tentang gulatan
resah yang ada dalam bait-baitku.
Dia
yang lebih baik dari orang pertama yang memberiku pena. Kau tau kaka pemberi
pena pertamaku? Dulu aku pernah menuliskan kisah tentang kita berdua tapi kau
mungkin tak pernah membacanya tapi dia yang sekarang memberiku pena baru.
Selalu tahu tentang apa yang telah ku tulis. Dia membacanya lebih banyak
daripada kamu.
v
15
mei 2014
Me : “Happy Birthday Jeje, semoga Tuhan selalu memberimu
kebahagiaan
dan sehat selalu. ^_^”
Gerald :“bahagiaku datang saat kau mau menulis
kisah baru
antara
aku dan kamu menjadi kita? J”
v
Cinta
datang dari saling mengerti, selalu ingin tahu tantang rahasia apa yang akan
diciptakan oleh pemilik hati.
Dan aku
ingin mengerti rahasia itu apa yang Gerald buat dalam tinta pena pemberiannya.
Karena saat ku berbicara cinta. Cinta itu misterius.
No comments:
Post a Comment