Sunday, November 20, 2016

Resensi Buku Jokowi Si Tukang Kayu

Jokowi Si Tukang Kayu



Judul             : Jokowi Si Tukang Kayu
Penulis         : Gatotkoco Suroso
Penerbit       : Ufuk Press
Tahun           : 2012
Tebal             : 256hal
ISBN              : 978-602-9346-95-4
Ada banyak hal yang turut membentuk Jokowi yang sekarang. Dalam novel Jokowi Si Tukang Kayu  ini, pembaca akan diajak bernostalgia ke Solo pada awal tahun 1970-an. Tentang masa kecil dan remaja Jokowi, begitulah novel ini dimaksudkan. Semua bermula dari pengalaman masa kecilnya yang dididik sebagai anak dari keluarga sederhana, bahkan keluarganya pernah tinggal di bantaran Kali Anyar, Surakarta, bersama para penghuni liar lainnya. Jokowi kecil hidup dengan begitu sederhana: mandi di sungai, bermain layangan si sawah, sesekali bermain di terminal, atau membantu bapaknya mencari kayu ke hutan. Semuanya biasa-biasa saja, tiada yang istimewa. Yang Istimewa adalah bahwa Jokowi kecil mampu menghasilkan jiwa dan sikap yang istimewa dari masa kecilnya yang sangat biasa itu.  
     
Lingkungan yang kumuh tidak menjadikan jiwa, hati, dan pikirannya turut kumuh. Dengan didikan Bapaknya yang tukang kayu serta Ibundanya yang begitu sederhana serta bijak dalam mengarungi hidup, Jokowi pun tumbuh sebagai anak yang terbiasa bekerja keras, bertanggung jawab, dan juga cerdas. Ia begitu beruntung karena tumbuh dengan dikelilingi oleh orang-orang yang bersahaja namun memiliki pandangan hidup yang luar biasa.

“Bapak, Ibu, maupun Mbah Harjo sama-sama pernah memberiku nasihat soal nrima ing pandum, yang intinya rida, ikhlas dengan yang diberikan Gusti Allah. Tapi nerima bukan sekadar nerima. Melainkan dibarengi dengan ikhtiar semampunya. Adapun hasilnya, itu terserah kepada Yang Maha Kuasa” (halaman 125)

Sedari kecil, ia memang sudah menunjukkan sifat-sifat yang sampai hari ini masih diperlihatkan hingga sekarang, yakni aktif bertindak ketimbang sibuk berwacana. Ia membuktikan prinsipnya ini dalam mencari SMA maupun kuliah. Walau gagal masuk di SMA impiannya, SMA I Surakarta, Jokowi remaja tidak putus asa apalagi ngresulo (mengeluh).  Ia berhasil membuktikan bahwa di SMA yang bukan favorit pun ia bisa tetap juara dan mempertahankan prestasi bagusnya.


No comments:

Post a Comment