“Aku selalu sayang kamu Rizka :* tapi dalam
arti lain. Semoga kamu bisa mengerti J”
Mungkin
status itu akan menjadi yang pertama dan terakhir darinya. Dia’lah cinta
pertama’ku di sini, di masa putih abu-abu. Seorang pria bertubuh tinggi dan
cenderung kurus jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dengan rambut yang
sedikit tebal, tapi tidak beraturan. Mata yang indah, dan pernah ku lihat
goresan sipat (celak) di bawah
matanya.
Sebut
saja namanya Rizki, dan aku Rizka. Gadis bertubuh kecil dan sedikit imut dengan
tahi lalat di bawah bibir. Yang sedang jatuh cinta dengan pandangan pertama
ketika melihat seorang senior. Dan telah sakit hati karenanya. Indah memang
kala itu, rasanya hanya dia yang jadi penyemangatku di sekolah ini.
Pernah
sekali ia mengantarkanku pulang, namun ia melewati jalan yang jauh dari arah
rumahku. Jarak antara sekolah dan rumah yang sebenarnya jauh, terasa dekat
karena keakraban kami. Tapi tampaknya perasaan sayangku hanya bertahan tak jauh
dari peristiwa itu. Tepat 1 Februari, ia menandaiku dalam sebuah status seperti
di atas.
Hingga
suatu ketika, perasaanku hancur berkeping-keping karena kebodohannya. Dia
meninggalkanku hanya karena ucapan temannya yang memandangku sebelah mata. Yaa,
hanya karena tubuhku kecil, ia malu. Oh tuhaan, sakit rasanya. Haruskah untuk
mencintai dengan tulus, kau pandang dulu kondisi fisikku? Dasar laki-laki!
Tak
lama setelah kepergiannya, ku ketahui ia sedang mengincar seorang gadis yang
satu angkatan denganku. Kenyataannya tubuh gadis itu sama tingginya denganku, tapi
ia lebih cantik dari aku, huuuh ;(
Hanya
butuh sentuhan kecil, mereka menjalin kasih. Bahkan sering kulihat mereka
berduaan. Ketika berangkat sekolah, di sekolah, maupun pulang sekolah. Bahkan
si cewek, cenderung membuat hatiku terus berkobar. Tapi untunglah aku tak
menghiraukannya, anggap saja kedua orang itu tak ada (y)
1
bulan lebih mungkin mereka pacaran, dan kandas di tengah jalan. Haha, aku hanya
bisa tertawa melihatnya. Dengan gadis yang cantik saja 1 bulan, apalagi
denganku? Rupanya gadis itu sedikit tak terima, dan terus mengejar-ngejar
Rizki.
Tapi
emang dasar cowok yaa, hinggap dari satu bunga ke bunga lain. Padahal berita
putus baru terdengar, tapi 8 Mei kemarin kudengar ia sedang giat-giatnya untuk
mendapatkan seorang gadis yang satu angkatan denganku. Dan aku mengenalnya.
Kalau di lihat-lihat, dia sama tingginya denganku. Hanya saja dia lebih gemuk
daripada aku. Huuh, semoga saja nasibmu tidak seperti aku kawan..
Engkau,
seorang pria yang dengan senang hati mengejarku. Dan dengan tanpa dosa
meninggalkanku.. Tak sadarkah engkau dengan tulusnya perasaan sayang ini?
Perasaan sayang seorang adik kepada kakak, anggap saja seperti itu :’)
Ingatlah
wahai laki-laki, kau tak kan ada tanpa seorang perempuan. Dan jangan pernah
sekali-kali untuk menyakitinya demi kesenangan sesaat.
By
: SV
No comments:
Post a Comment