Buku
ini berjenis roman sejarah dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1950.
Isinya
menceritakan kehidupan seorang budak belian dari Bali yang bernama Si Untung.
Sejak kecil ia dipelihara oleh seorang saudagar Belanda, Kapten Moor, yang mempunyai
seorang anak puteri bernama Suzane. Setelah besar, atas dasar saling mencintai,
terjadilah perkawinan gelap antara si Untung dan Suzane, yang kelak akan melahirkan
seorang anak laki-laki bernama Robert.
Akibat
diperlakukan kurang wajar oleh Belanda. Maka mereka sepakat untuk melakukan
pemberontakan. Di bawah pimpinan si Untung, mereka itu melarikan diri ke Priangan.
Kebetulan pada waktu itu pasukan Kompeni yang dipimpin oleh Kapten Ruys sedang
mengadakan operasi untuk menangkap Pangeran Purbaya, anak Sultan Agung, yang
melarikan diri dari Banten karena kalah perang.
Atas
tipu muslihat Kapten Ruys, dengan diberi hadiah pangkat Letnan, si Untung
bersedia menangkap dan mengantarkan Pangeran Purbaya ke Jakarta. Hal itu terpaksa
dilakukannya karena ia sangat rindu hendak bertemu dengan Suzane dan anaknya.
Letnan Untung dapat membujuk Pangeran Purbaya sehingga bersedia dibawa ke
Jakarta. Tetapi dalam perjalanan, mereka bertemu dengan tentara Kompeni yang dipimpin
oleh Kapten Kuffeler, yang dengan kekerasan memerintahkan agar Pangeran Purbaya
diserahkan kepadanya. Kekerasan itu dilawan oleh Letnan Untung dan dapat
memukul mundur tentara Kapten Kuffeler.
Kesempatan
itu dipergunakan oleh Pangeran Purbaya untuk melarikan diri lagi, namun akhirnya
ia tertangkap juga. Setelah didengarnya bahwa Suzane dan anaknya sudah pulang
ke negeri Belanda, maka Letnan Untung bersama para pengikutnya menuju Cirebon.
Dalam perjaanan ia terpaksa bertempur dengan pasukan anak angkat Sultan Cirebon
yang bernama Surapati. Karena dianggap bersalah, akhirnya Surapati dijatuhi
hukuman mati. Oleh Sultan Cirebon, Si Untung diberi tambahan nama Surapati.
Sejak
itulah ia bernama Untung Surapati dari Cirebon. Untung Surapati menuju ke
Mataram, karena dikejar oleh tentara Kompeni, ia terpaksa pergi ke timur sampai
akhirnya menetap di Pasuruan Sebelum melancarkan serangan ni mengirimkan
seorang anak muda peranakan Belanda bernama Walter untuk menjadi mata-mata.
Kemudian ternyata bahwa Walter itu tidak lain ialah Robert, anak Untung
Surapati dengan Suzane.
Akhirnya
Pasuruan diserang dan direbut oleh kompeni, sedangkan Untung Surapati karena
luka-luka yang diderita saat pertempuran meninggal dunia.
No comments:
Post a Comment