Buku
ini berisi cerita yang disadur oleh Aman Datuk Madjoindo dari cerita
''Asschepoester".
Isinya
menceritakan kehidupan seorang gadis cantik bernama Silindung Delima, anak
seorang perdana menteri suatu kerajaan. Setelah ibunya meninggal, ayahnya menikah
lagi dengan seorang puteri, dan dari perkawinan itu, puteri itu mempunyai dua
orang anak puteri. Ibu dan ke saudara berlaku sangat kejam atas diri Silindung
Delima. Mereka itu hanya baik hati jika ada ayahnya.
Pada
suatu hari ketika ayahnya sedang menjalankan tugas negara, di istana diadakan
peramuan besar, karena raja hendak mencarikan jodoh putera mahkotanya yang sudah
remaja. Ibu dan kedua saudara tiri Silindung Delima pergi ke pesta itu, sedangkan
dia sendiri tidak boleh ikut, walaupun berkeinginan juga menghadiri pesta itu.
Dalam
keadaan sedih itu maka atas kehendak Tuhan, dengan perantaraan seorang dewi,
Silindung Delima diberi mukjizat menjadi seorang puteri yang cantik dan diberi kelengkapan
untuk menghadiri pesta besar itu. Kehadirannya menyebabkan putera mahkota jatuh
cinta. Setelah agak malam, Silindung Delima bergegas-gegas pulang, karena takut
ketahuan oleh ibu dan kedua saudara tirinya.
Tetapi
malang baginya, karena tergesa-gesanya, sebuah kasut hikmahnya tertinggal di
halaman istana pada waktu dikejar oleh putera mahkota. Keesokan harinya kasut
itu diketemukan, dan kepada menteri istana diperintahkan oleh raja untuk
mengumpulkan semua puteri di kerajaan guna mencoba kasut itu. Akhirnya ternyata
kasut itu sesuai benar dengan kaki Silindung Delima. Mula-mula putera mahkota
tidak mau, karena tidak percaya bahwa orang itu adalah Silindung Delima yang
pernah datang ke istana.
Tetapi
setelah Tuhan menurunkan mukjizatnya lagi dengan jalan menghadirkan seorang dayang
menerangkan bahwa puteri itu betul-betul Silindung barulah putera mahkota itu
mau menerima Silindung menjadi isterinya.
No comments:
Post a Comment