Pagi itu jam menunjukkan
pukul 04.00,alarm pun berbunyi dengan kencang dan berkali-kali. Tapi bunyi
alarm itu ngak ngefek bagiku, karena alarm itu aku atur jam 04.00. Saat alarm
itu bunyi aku tau alarm itu pasti masih menunjukkan pukul 04.00. Alarm itu
terus berbunyi,karena bunyi terus akhirnya aku terbangun.
Aku terbangun dengan
keadaan mata yang sembab dan bengkak. Karena semalam aku menangis di kamar
sampai ketiduran. Entah berapa lama aku meneteskan air mata. Yah, aku baru saja
mengalami kejadian yang membuatku begitu sakit. Seorang cowok yang tanpa
sengaja masuk dalam kehidupanku kini malah menghilang dan menghancurkan
semuanya.
Suatu hari setelah kejadian itu
terjadi aku memutuskan untuk tidak lagi menanggapi dan tak mau lagi mengetahui apapun
tentang laki-laki. Aku ingin fokus ke pelajaran, karena aku mau naik ke kelas
9. Namun sahabatku yang bernama Jinny tiba-tiba mengenalkan teman laki-lakinya
ke aku. Nama temannya adalah Akrel Dwi Julio. Biasa di panggil Akrel. Dari namanya aja udah keren apa lagi anaknya
pasti keren. Dan aslinya anak itu memang keren. Awalnya aku biasa saja dengan
kehadirannya. Ga ngefek sama sekali bagiku. Tiap hari-hari berikutnya Akrel
memulai kedekatan kami dengan sekedar menitip salam padaku. Ga ada yang spesial
memang. Tapi saat Akrel selalu menitip salam padaku akhirnya membuat
hari-hariku kini mulai terasa indah dengan keberadaannya.
Hanya saja kebahagiaan itu tak
berlangsung lama. Disaat aku mulai menyukainya, tak ku sangka Akrel malah
nembak Jinny. Aku bener-bener ga tau harus berbuat apa. Tentu saja aku tidak
bisa menyalahkannya karna ini memang hak mereka dan mereka pun sudah kenal
akrab sejak lama. Aku bisa apa? Aku mencoba ikhlas dengan hubungan mereka. Aku
berusaha tegar dan mendukung hubungan mereka meski sebenarnya hatiku begitu
sakit. Itu semua aku lakukan karna aku masih menghargai Jinny sebagai
sahabatku. Dan aku lebih memilih mengalah daripadi harus kehilangan sahabatku
hanya karna seorang cowok. Meski hati kecil ku masih tetap mengharapkan
kehadiran Akrel.
Meski dia pacaran sama Jinny,
tapi nyatanya tetep aja Akrel ga pernah telat menghubungi ku. Entah itu sms
atau telpon. Aku bingung harus gimana. Awalnya kalau Akrel telpon atau sms ngak
pernah aku angkat atau aku balas. tapi karna rasa ikhlas ku lah yang kini
menuntunku untuk tetap berkomunikasi dengan Akrel. Jujur saat itu aku sudah
benar-benar telah merelakan Akrel dan sudah mulai melupakannya.
Tapi apa salahnya jika aku
menerima telpon dan smsnya. Sayangnya pikiranku terlalu pendek untuk menyikapi
hal itu. Tentu saja kedekatanku dengan Akrel yang ku anggap sebagai “teman” itu
membuat Jinny cemburu. Ia mengira Akrel selingkuh. Dan aku lah selingkuhannya!
Aku sempat menjelaskan kepada Jinny bahwa aku ngak ada apa- apa dengan Akrel.
Aku Cuma berteman saja. Tapi Jinny ngak mau tau, Jinny tetap keras kepala dan menganggapku
sebagai selingkuhannya Akrel. Aku terus berusaha untuk meyakinkan Jinny agar
tidak salah faham tentang hal ini. Sama juga dengan Akrel, Akrel juga
menjelaskan hal yang sama kepada Jinny bahwa dia ngk ada apa-apa dengan “Dhea”
tapi Jinny pun masih keras kepala ngak mau ndengerin penjelasanku dan Akrel. Sampai
akhirnya aku dan Akrel capek untuk menjelaskannya kepada Jinny percuma saja aku
jelasin apapun ke Jinny dia masih tetap keras kepala. Mulai sejak itu kini
antara aku dan Jinny serasa ada pemisah yang membuat kami tak lagi bisa seakrab
dulu. Ada rasa canggung saat kami ngobrol,seperti orang yang baru kenal.
Hampir setengah tahun lamanya aku
tak pernah bertemu lagi dengan Akrel sejak saat itu. Ia tak pernah lagi
menghubungiku ataupun Jinny. Akrel seperti menghilang tanpa jejak. Aku sempat
berusaha mencari informasi tentang dia kepada sahabat-sahabatnya. Tapi
sahabatnya tidak tau keberadaannya. Aku pun perlahan bisa menghapusnya dari
ingatanku dan Jinny juga telah kembali seperti sedia kala,meski sekarang ia
agak tertutup soal semuannya.
Kini hari-hari ku semakin
berwarna setelah aku naik ke kelas 9. Saat itu temanku berubah semuannya. Ngak
seperti kelas 7 & 8. Yah, meski semua temenku berubah,tentunya bukan hal
yang gampang untuk beradaptasi dengan semuannya. Karna aku termasuk anak yang
sulit beradaptasi. Aku terlalu cuek dengan apa yang ada di sekitarku. Namun
kini aku memiliki beberapa teman akrab. Tapi hanya satu yang kurasa telah
benar-benar akrab. Namanya Wanda. Dia teman sebangku ku. Anaknya cukup asik,dan
baik. Saat aku berteman dekat dengan Wanda aku ngak pernah cerita apa-apa
tentang Akrel dihadapan Wanda.
Pagi itu saat aku datang ke
sekolah tanganku langsung di tarik Wanda dengan ekspresi mukanya sangat
bahagia. Ngak biasanya dia seperti ini. Ternyata dia mau cerita tentang
kedekatannya dengan seorang cowok. Dia cerita bahwa cowok itu adalah Akrel. Aku
sempat nanya
Dhea : Akrel siapa Wan?
Wanda : Ya Akrel itu loo Dhe
Dhea :
Yang mana sih Wan?
Wanda : Yalah masak kamu ngak tau Dhe?
Dhea : Oalah Akrel yang itu? Yang anaknya keren
itu ta?
Wanda : Yups, kamu benar sekali. Kamu kenal ta Dhe?
Dhea : Pernah denger namanya aja kok Wan
Wanda : Tak kirain kamu kenal Dhe
Dhea : Enggak kok Wan
Meski sebenernya aku
kenal Akrel yang dimaksud Wanda. Malahan dia pernah masuk dalam kehidupanku
meski Cuma sebentar aja. Padahal Aku mengenalkan Wanda pada temenku yang
posisinya juga sebagai teman dekatnya Akrel bukan Akrelnya yang aku kenalkan ke
Wanda.Entah mimpi apa yang ku dapat semalem,pagi itu aku shock setengah mati
denger cerita Wanda. Tentang cowok barunya. Akrel yang ku kenal beberapa tahun
lalu. Yang telah hilang dari kehidupanku setelah membuat luka di hatiku. Kini
dia mencoba mendekati sahabatku. Aku tak habis pikir! Tapi aku ga pernah mikir
semua ini bakal terjadi seperti ini.
Kedekatan mereka ngak terlalu
lama tapi akhirnya Akrel lah yang kini pacaran dengan Wanda. Oh no!! Semoga ini
hanya bercanda…! Aku ga mau kejadian ini terulang kembali. Aku takkan sanggup
jika harus mengulanginya. Berpura-pura tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi
kenyataanya kini,mereka memang pacaran. Namun tiba-tiba Akrel menghubungiku
lagi, saat itu status Akrel sudah pacar Wanda . Aku ngak tau maksud Akrel
menghubungi ku lagi. Setelah lama menghilang tanpa kabar apapun. Namun aku ngk
mau berkomunikasi lagi dengan Akrel. Aku ngk mau untuk kedua kalinya dianggap
sebagai selingkuhannya Akrel. Padahal aslinya aku ngak seperti itu. Tapi Akrel
ngak berhenti-henti menelfonku. Aku kembali bingung. Aku ngak tau harus
bagaimana lagi.
Kalau aku angkat, aku
takut kejadian itu terulang lagi. Aku ngak mau itu terulang dan kehilangan
sahabatku lagi. Akhirnya kalau Akrel telfon ngak pernah aku angkat. Cukup
sekali aja aku ngerasain semua itu. Ngak enak dianggap kayak gitu sama sahabat
sendiri. Keesokan harinya aku bertemu Jinny. Aku bertanya kepada Jinny.
Dhea : Jin kamu ngak pernah di telfon apa di
sms Akrel ta?
Jinny : ga pernah kok Dhe. Emang kenapa kamu kok
tiba-tiba nanya gitu?
Dhea : oalah. Ya ngak kenapa-napa Cuma Tanya
aja kok Jin
Jinny : oalah
Setelah percakapan itu
aku bingung, kenapa Akrel kok Cuma nelfon aku? Kenapa kok ngak nelfon Jinny?
Aku Cuma berfikir positif mungkin Akrel Cuma ingin tau kabarku setelah ia pergi
tanpa kabar selama itu.
Tak ada yang bisa ku
lakukan selain merelakan hubungan mereka. Sama seperti yang ku lakukan dulu
saat “Akrel pacaran sama Jinny”. Semua itu DEMI SAHABAT,!!! -_-
Dhea
No comments:
Post a Comment