Kuminum secangkir teh hangat di kafe dekat sekolahku.
Dengan menunggu seseorang aku duduk dekat jendela yang berseberangan dengan
jalan raya. Tempat ini adalah tempat favoritku dengan dia. Tempat yang 18 bulan
ini menjadi saksi bisu disaat kami bercanda dan saling bercerita.
“Assalamu’alaikum.” Salamnya selalu tak lupa diucapkan. “Wa’alaikum salam.”
Jawabku. “Maaf ya Han, ini tadi macet di depan sekolah kamu.” Jelasnya.
Hanya
anggukan kepala kuberikan. “Kamu kok cuek sih? Aku salah banget ya? Maafin aku
Han, aku ini kejebak macet.”. Dengan santainya aku menjawab, “Kamu nggak salah
kak, aku kan dari dulu memang seperti ini. Aku lebih suka diem.”. “Terserahlah
apa kata kamu. 6bulan lagi kamu PSG. Jangan sampai kamu cuekin aku seperti ini
lagi. Awas aja kalo kamu tetep gitu!” dengan ketusnya dia menjawab. “Iya
kakakku sayang . Hanna nggak akan gini lagi deh..Sebagai pacar yang baik, Hanna
akan turuti Kak Rizqi.”.
Entah
sampai kapan aku terus mengalah untuk hal- hal sepele seperti ini. Makan malam
hari ini terasa berbeda. Mungkin karena aku akan berangkat PSG dan pastinya aku
tidak akan ada di dekat Kak Rizqi seperti ini setiap harinya. Kami berdua
saling diam hingga pertemuan malam ini usai. Huft... kurebahkan tubuhku di atas
ranjang dengan sprei motif bunga. Sangat lelah hari ini. Akupun tertidur dengan
pulas.
Hari ini tanggal 8 Juni dan aku harus merayakan hari
jadianku dengan Kak Rizqi yang sudah 2
tahun berpacaran. Saat bel istirahat aku mengajak 3 sahabatku untuk menyusun
rencana. “Viranda sama Asky bagian dekorasi ya..yang lainnya biar aku sama
Zalfa. Sepulang sekolah kita kumpul di rumahku.” Jelasku pada mereka. “Oke
Hanna...” Jawab mereka serempak. Bel sekolahpun berebunyi dan kami langsung
tancap gas. Sampai di rumahku, kami mulai mengerjakan semuanya sesuai dengan
pembagian tugas. Cukup lama kami mendekorasi gazebo. Sekitar 1 jam kami
mengerjakannya. “Yeah..selesai juga semuanya..Capek juga ya Han..” Keluh
Viranda. “Iyalah, ini ada camilan. Esnya
ambil sendiri di meja ya. Udah aku siapin buat kalian semua kok.”. “Wah,makasih
Han. Tapi besok jangan lupa ya..kamu juga harus ngerayain ini sama kita-kita.”
Jelas Asky. “Iya iya, pasti kok.” Jawabku. Seperti biasa aku dan sahabatku
saling curhat terlebih dahulu. “Han, udah jam 4 nih. Aku harus jemput adek aku.
Aku pulang duluan yah.” Pamit Viranda. “Eh,aku juga pulang Han. Aku inget ada
tugas kimia. Zalfa di sini apa pulang sama aku?” Tanya Asky. “Aku juga pulang
deh. Besok aja kita lanjut cerita lagi.” Jawab Zalfa. “Oke,kami pulang dulu ya
Hanna.” Pamit mereka. “Iya..makasih buat semuanya ya. Hati- hati di jalan.”.
“Iya Hanna, Assalamu’alaikum.”. “Wa’alaikum salam”. Akupun masuk rumah setelah
mereka keluar dari gerbang.
Setelah sholat Maghrib aku mengambil Hpku di kamar.
Kukirim pesan singkat ke Kak Rizqi untuk mengundang makan malam di gazebo
halaman rumaku. Selang beberapa menit, aku melihat hpku. Tak ada balasan
darinya. Aku merasa hari- hari ini dia menghilang. Sms dan teleponku jarang
sekali diangkat. Air mataku mulai menetes. Malam ini kurayakan sendiri hari
jadianku. Kutelepon ketiga sahabatku. Berharap mereka datang untuk menghiburku,
kenyataannya mereka sibuk dengan tugas masing- masing. Hanya kesunyian yang
menemaniku. Aku merasa semua ini sia- sia. Cukup kecewa juga dengan semua ini.
Drrrt...drrt...drrrt...
Hpku berdering tepat disampingku. Kulihat ada 3 sms langsung dari Kak Rizqi.
Semua hanya permintaan maaf dan ucapan “Happy anniv 2 years.”. Aku tidak
membalas smsnya. Kuletakkan hpku jauh- jauh dariku. Aku masih kesal dengan
kelakuannya hari ini. Sudah capek –capek nyiapin semuanya, malah dia yang bikin
semua rencana hancur. Kuletakkan Hpku di meja belajar dan aku tidak
memperdulikan sms dia. Aku memilih tidur dan melupakan kejadian malam ini.
Seminggu telah berlalu. Kak Rizqi tak memberi kabarnya
sedikitpun. Setelah kejadian itu aku sering menyendiri. Tiap malam aku nungguin
sms dari dia. Dan hingga malam ini tak ada satupun sms dari dia. Aku gelisah,
hatiku sedih, aku tidak tau salahku sampai dia tiba- tiba menghilang. Akhirnya
dengan keterpaksaan aku sms dia duluan..Berharap banget dia membalas dengan
kata- kata manisnya, dan ternyata semua itu jauh dari apa yang aku harapkan.
Dia sms yang berisikan bahwa dia tidak suka sma anak yang cuek, padahal aku
tidak cuek, aku hanya ingin menjaga kehormatanku sebagai wanita. Sampai
seterusnya aku lost kontak sama dia hingga menjelang PSG (kelas 2).
Sebelum
berangkat PSG ke kota pahlawan besok, aku ingin menemui Kak Rizqi. Pesan
singkat kukirimkan untuknya. Untuk hari ini aku memberanikan diri untuk
mengirim pesan terlebih dahulu. Satu jam berlalu. Drrrt...drrrt...drrt...satu
sms masuk. “Hanna aku ingin cerita sama kamu. Aku ada di depan rumahmu
sekarang.” Pesan singkat dari Kak Rizqi. Aku berlari keluar rumah. Dan yang
kulihat.....Begitu banyak balon yang dibawa Kak Rizqi. Kulangkahkan kakiku
mendekatinya. Begitu tampan dia hari ini. Dengan kemeja warna putih tulang dan
jeans hitam yang menurutku sangat serasi. Dia tersenyum dan berkata, “Happy
birthday ya sayang. Maafin aku ya..6 bulan kita lost kontak. Kamu harus tau
kalau aku memiliki alasan lain untuk semua itu. 6 bulan aku mencoba untuk
terbiasa jauh dari kamu. Bukannya aku menghilang, semua ini juga sudah
kupersiapkan sejak kamu cerita akan PSG di Surabaya. Kita akan jarang bertemu
dan mungkin hanya sebulan sekali. Jangan marah ya sayang.. aku bener- bener
minta maaf . Di hari ulang tahunmu ini, aku cuma bisa kasih ini.” Sebuah kalung
liontin yang indah dia pakaikan di leherku. Aku hanya bisa diam dan masih
merasa shock. Jadi itu alasan dia selama ini. Aku benar-benar bahagia dan aku
sendiri sebenarnya lupa bahwa hari ini aku ulang tahun.
“Di kota
pahlawan kamu harus jaga mata dan hati ya sayang, jangan lupa ngasih kabar ke
aku.” Pesan Kak Rizqi. “Iya, pasti kok..”. Sungguh malam ini adalah malam
terindah. Kusandarkan kepalaku dipundaknya. Aku hanya berharap hubungan ini
selamanya akan tetap seperti ini. Selalu bersama saat senang maupun sedih.
18
No comments:
Post a Comment