Flash back
ke tiga tahun lalu, saat aku masih duduk di bangku SMP kelas 8. Saat dimana aku
pertama kali mengenal seseorang yang bisa dibilang spesial buat aku. Meskipun
aku tau, sekarang status kita berbeda dengan dulu. Mungkin cuma dia,
satu-satunya kenangan yang nggak pernah jadi musuh. Meski waktu memisahkan
kita, tapi kita sepakat untuk tetap berhubungan baik sebagai teman. Dan itu
kita buktikan sampai sekarang.
Sekali lagi
telingaku harus mendengar ocehan para fans dari anak baru di kelas 9b *termasuk
teman-teman ku*. Yeah,, anak baru pindahan pondok pesantren bernama ANGGI.
Memang sih anaknya keren, tapi apa harus mereka membicarakan dia setiap saat
setiap detik..?
Pernah satu
hari saat aku keluar dari ruang guru, aku mendengar seseorang memanggil namaku
dari balik jendela kelas “Fadya..” dan saat aku lihat, tenyata Anggi.
“Drr..”
getar ponsel ku yang menadakan ada pesan masuk. Dari layar ponsel hanya
tertulis nomor tanpa nama, dan saat aku baca isi pesannya, “Hai Fadya,, aku
Anggi.” Anggi..? Yea tuhan,,, dari mana dia tahu nomor ponsel ku? Dan untuk apa
dia kirim pesan malam-malam begini?
Pesan kakak
kelas itu membuat aku tidak fokus di sekolah. Fikiran ku dipenuhi banyak pertanyaan
tentang hal itu. Saat semua teman ku sibuk memesan makanan di kantin, aku hanya
duduk di depan kantin dengan pandagan kosong berusaha mencerna isi pesan Anggi
semalam. Tapi sesaat kemudian, lamunan ku dipecahkan oleh kedatangan seseorang
yang dari semalam memenuhi fikiran ku.
“Hei Fadya..” Sapanya lembut dengan senyum
tersungging di wajahnya dan melambaikan tangannya di depan wajah ku.
“Ha,, apa..?” Aku terkerjap kaget, tanpa
sengaja mata ku memandang lurus ke mata Anggi.
“Kenapa..?”
“Apa..?”
Tanya ku bingung.
“Kenapa
lihat aku kayak gitu.?”
“Ha,, enggak” Jawab ku dengan berpura-pura
mencari objek lain untuk ku pandang. “Ada apa..?” Tanya ku.
“Maksud
kamu..?” Sekarang dia yang bingung.
“Ya ngapain kakak kesini..? Aku lagi pengen
sendiri, nggak pengen diganggu.”
“Apa..?” Dia ketawa “Aku tuh kesini mau
makan. Siapa juga yang mau ganggu kamu. Lain kali tanya dulu.” Kata Anggi
dengan senyum terus terpancar di wajahnya dan berlalu pergi ke kantin. Ya
Tuhan.. kenapa aku ngmong kayak gitu, PD banget Anggi mau nyamperin aku, emang
aku siapa? Haduuh malu banget. Ini pasti gara-gara pesan dia semalam.
***
Bel pulang berbunyi. Semua anak bersiap-siap
untuk pulang kecuali aku. Yaa,, karna hari itu adalah jadwal piket ku. Harusnya
berdua, karna temen ku sakit, jadi terpaksa aku harus bersihkan semuanya
sendirian.
Aku meyapu setiap kolong meja satu persatu.
Karna susah di jangkau dengan sapu, aku menundukkan badan ku untuk
membersikannya. Dan saat aku berdiri, aku dikejutkan dengan kehadiran Anggi
yang sedang menghapus papan tulis.
“Anggi..!”
Kata ku dengan nada tinggi karna kaget.
“Hai
Fa..” Sapa Anggi.
“Kamu
ngapain disini..?” Tanya ku bingung.
“Kenapa..? aku habis selesai piket, pas mau
pulang aku lihat kamu sendirian, yaudah aku kesini buat bantuin kamu.” Jawabnya
dengan langkah pelan tapi pasti mendekat ke arah ku. “Kamu mau tanya sesuatu ke
aku..?”
“Dari
mana kakak tau kalau aku punya banyak pertanyaan buat kakak..?”
“Dari
mata kamu.” Suasana hening sejenak, kita saling bertatapan beberapa detik.
“Kakak
tau nomor ku dari siapa..?” Tanya ku mencairkan suasana.
“Ouch
itu,, aku minta ke temen kamu.”
“Apa...?”
“Kenapa..?”
“Nggak papa..!” Jawab ku dan kemudian
melanjutkan pekerjaan ku. Kira-kira siapa ya,, hampir semua teman ku mengagumi
Anggi. Kok nggak ada yang cerita tentang itu. *Beberapa menit kemudian*
“Ok
udah selesai.” Kata Anggi.
“Iya
makasih udah bantuin.”
“Hmm, tapi jangan lupa buat balas pesan ku
ya..” Aku hanya balas dengan senyum
***
Satu
minggu,, dua minggu kemudian aku dan
Anggi terus berkomunikasi. Di sekolah juga semakin dekat. Tapi dari kedekatan
itu juga, jadi banyak kakak kelas cewek yang benci sama aku. Banyak yang
bilang, hampir semua temen cewek Anggi suka sama Anggi. Tapi ini juga bukan
sepenuhnya salah ku, Anggi yang deketin aku duluan. Kenapa cuma aku yang di
benci.
Akhirnya
tanggal 22 Juni 2013, aku dan Anggi resmi jadian. Banyak kebahagiaan yang aku
lewati bersama dia. Dia yang selalu membuat aku tersenyum dalam kondisi apapun.
Membuat aku merasa ada dan berharga.
Satu hal yang membuat aku sangat nyaman, dia nggak pernah membiarkan aku
sendiri, selalu ada di samping aku. Saat semua pengagumnya menghina dan
membenci ku, dia selalu ada untuk ku, *Anggi,, aku bahagia punya kamu*.
***
“Kamu
suka jalan sama aku..?” Tanya Anggi.
“Siapa
yang nggak suka jalan sama orang yang di sayang.”
“Aku
beruntung punya pacar kamu.”
“Aku
juga, beruntung banget malah.”
Malam itu
menjadi malam terindah buat aku dan Anggi. Tapi malam itu juga menjadi malam
terakhir aku bisa jalan bareng sama Anggi. Karna satu minggu setelah malam tu,
hubungan ku mulai renggang. Dan yang membuat aku lebih sakit, tiba-tiba Anggi
minta putus. Kenapa..? Ada apa..? Aku salah apa..? Pertanyaan yang membuat kepala
ku pusing. Hati kecil ku bertanya “Apakah dia selingkuh..?” Tapi fikiran ku
menolak akan hal itu. Aku yakin dia setia, dan aku yakin dia masih sayang sama
aku, setengah hati ku merasakan itu. Karna dia minta mengakhiri semuanya dengan
air mata mengalir di pipinya. Tapi kenapa..? Yea Tuhan.. Aku benar-benar
semakin pusing.
***
Dua minggu
setelah berakhirnya hubungan ku dengan Anggi, tiba-tiba dia menelfon ku dan
mengajak ku ketemu. Sekarang apa yang dia mau. Tiba-tiba minta putus,, tiba-tba
minta ketemu. Nanti apalagi..?
“Ada
apa..?” Tanya ku tanpa melihat Anggi.
“Kamu
marah sama aku..?”
“Nggak,,
kamu mau gomong apa..?”
“Aku
tau kamu marah sama aku.”
“Kalau
kamu Cuma mau ngomongin itu, aku mau pulang.” Jawab ku sambil berdiri ingin
pergi.
“Ok,,”
Sahut Anggi sambil memegang tangan ku meminta untuk kembali “Aku mau minta
maaf sama kamu.”
“Minta
maaf untuk apa..?”
“Untuk
hubungan kita.”
“Kita
udah nggak ada hubungan apa-apa, jadi aku mohon sama kamu jang...” Belum
selesai aku ngmong, Anggi menjawabnya.
“Ya
aku tau,, aku tau aku salah. Aku juga terima kalau kamu marah sama aku, tapi kamu
harus dengerin penjelasan aku. Aku minta putus dulu, karna aku denger kamu
selingkuh sama cowok lain.”
“Apa..?”
Aku tersentak kaget dengan ucapan Anggi “Siapa yang bilang..?” Tanya ku sedikit
mendesak.
“Ada
teman ku yang bilang.”
Ya
Tuhan... ternyata fitnah yang membuat aku putus sama Anggi. Aku tau memang
banyak yang nggak suka sama hubungan aku, tapi aku nggak nyangka ada yang
setega itu.
“Nggi,,
asal kamu tau, aku nggak pernah selingkuh, aku setia sama kamu. Aku nggak
nyangka ya,, ternyata kamu lebih percaya sama orang lain daripada aku.” Jawab
ku dengan menahan tangis.
“Bukan
gitu Fa, aku tau kamu setia sama aku. Aku sebenarnya malu buat ketemu sama
kamu, tapi aku harus jelasin semuanya sebelum aku lulus. Aku masih sayang sama
kamu Fa, tapi aku nggak punya keberanian untuk minta kamu jadi pacar aku lagi.
Aku sudah nyakitin kamu.”
“Udah
Nggi, kamu nggak perlu merasa bersalah. Mungkin ini memang yang terbaik untuk
kita, aku udah ngerti semuanya. Dan aku juga nggak pernah marah sama kamu.”
***
Setelah
percakapan hari itu dengan Anggi, kita bertemu lagi saat acara wisuda kelulusan
dia. Saat itu aku yang menjadi pembawa acaranya. Setelah selesai acara, Anggi
menghampiri ku dan bilang kalau dia akan tetap menganggap ku dan megingat ku sebagai teman.
“Saat
diantara kita sudah punya pasangan masing-masing, jangan pernah lupa dengan
komitmen kita. Kita akan selalu ingat satu sama lain, dan akan selalu menjaga
pertemanan kita. Bisa kan..?” Ucap Anggi.
“Iya.”
Jawab ku lirih dengan senyum menahan air mata menetes.
***
Satu tahun
berlalu sudah tanpa Anggi. Semenjak dia lulus, aku sudah tidak pernah mendengar
lagi kabar tentang dia. Tapi aku tetap jalani itu semua dengan bahagia. Dan
kemudian aku juga lulus dari SMP dan melanjutkan ke sekolah yang baru, dan
pilihan ku jatuh ke SMK Negri 1 Cerme. Ternyata di sekolah yang baru, aku
bertemu lagi dengan Anggi, dia ada di sekolah yang sama. Aku ggak pernah
menyangka akan hal itu. Saat bertemu, ternyata Anggi benar-benar masih
mengingat ku. Dan dia tidak melupakan janji saat wisuda dulu.
Sampai
sekarang kita masih memegang teguh janji itu. Aku bahagia pernah mengenal
Anggi, aku juga nggak pernah menyesali saat hubungan ku berakhir dengan Anggi.
***
Buat kalian
yang pernah punya pasangan. Saat ada masalah, selesaikan itu dengan baik.
Supaya masa lalu tidak pernah menjadi musuh. Karna bagaimanapun dia pernah
mengisi kekosongan hatimu.
Masa lalu
itu indah saat semua berakhir dengan indah. Tapi masa lalu juga bisa menjadi
menyedihkan, saat semua berakhir dengan kesedihan. Semua tergantung kalian yang
menjalani. Jika kalian memilih indah, kalian akan tersenyum saat mengingatnya.
Tapi saat kalian memilih menyedihkan, maka kalian akan menangis saat
mengingatnya.
No comments:
Post a Comment