Wednesday, November 16, 2016

Cerpen: Kurelakan kebahagiaanku demi sahabatku


Pagi itu jam menunjukkan pukul 04.00,alarm pun berbunyi dengan kencang dan berkali-kali. Tapi bunyi alarm itu ngak ngefek bagiku, karena alarm itu aku atur jam 04.00. Saat alarm itu bunyi aku tau alarm itu pasti masih menunjukkan pukul 04.00. Alarm itu terus berbunyi,karena bunyi terus akhirnya aku terbangun.
Aku terbangun dengan keadaan mata yang sembab dan bengkak. Karena semalam aku menangis di kamar sampai ketiduran. Entah berapa lama aku meneteskan air mata. Yah, aku baru saja mengalami kejadian yang membuatku begitu sakit. Seorang cowok yang tanpa sengaja masuk dalam kehidupanku kini malah menghilang dan menghancurkan semuanya.
                     Suatu hari setelah kejadian itu terjadi aku memutuskan untuk tidak lagi menanggapi dan tak mau lagi mengetahui apapun tentang laki-laki. Aku ingin fokus ke pelajaran, karena aku mau naik ke kelas 9. Namun sahabatku yang bernama Jinny tiba-tiba mengenalkan teman laki-lakinya ke aku. Nama temannya adalah Akrel Dwi Julio. Biasa di panggil Akrel.  Dari namanya aja udah keren apa lagi anaknya pasti keren. Dan aslinya anak itu memang keren. Awalnya aku biasa saja dengan kehadirannya. Ga ngefek sama sekali bagiku. Tiap hari-hari berikutnya Akrel memulai kedekatan kami dengan sekedar menitip salam padaku. Ga ada yang spesial memang. Tapi saat Akrel selalu menitip salam padaku akhirnya membuat hari-hariku kini mulai terasa indah dengan keberadaannya.
                     Hanya saja kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Disaat aku mulai menyukainya, tak ku sangka Akrel malah nembak Jinny. Aku bener-bener ga tau harus berbuat apa. Tentu saja aku tidak bisa menyalahkannya karna ini memang hak mereka dan mereka pun sudah kenal akrab sejak lama. Aku bisa apa? Aku mencoba ikhlas dengan hubungan mereka. Aku berusaha tegar dan mendukung hubungan mereka meski sebenarnya hatiku begitu sakit. Itu semua aku lakukan karna aku masih menghargai Jinny sebagai sahabatku. Dan aku lebih memilih mengalah daripadi harus kehilangan sahabatku hanya karna seorang cowok. Meski hati kecil ku masih tetap mengharapkan kehadiran Akrel.
                     Meski dia pacaran sama Jinny, tapi nyatanya tetep aja Akrel ga pernah telat menghubungi ku. Entah itu sms atau telpon. Aku bingung harus gimana. Awalnya kalau Akrel telpon atau sms ngak pernah aku angkat atau aku balas. tapi karna rasa ikhlas ku lah yang kini menuntunku untuk tetap berkomunikasi dengan Akrel. Jujur saat itu aku sudah benar-benar telah merelakan Akrel dan sudah mulai melupakannya.
                     Tapi apa salahnya jika aku menerima telpon dan smsnya. Sayangnya pikiranku terlalu pendek untuk menyikapi hal itu. Tentu saja kedekatanku dengan Akrel yang ku anggap sebagai “teman” itu membuat Jinny cemburu. Ia mengira Akrel selingkuh. Dan aku lah selingkuhannya! Aku sempat menjelaskan kepada Jinny bahwa aku ngak ada apa- apa dengan Akrel. Aku Cuma berteman saja. Tapi Jinny ngak mau tau, Jinny tetap keras kepala dan menganggapku sebagai selingkuhannya Akrel. Aku terus berusaha untuk meyakinkan Jinny agar tidak salah faham tentang hal ini. Sama juga dengan Akrel, Akrel juga menjelaskan hal yang sama kepada Jinny bahwa dia ngk ada apa-apa dengan “Dhea” tapi Jinny pun masih keras kepala ngak mau ndengerin penjelasanku dan Akrel. Sampai akhirnya aku dan Akrel capek untuk menjelaskannya kepada Jinny percuma saja aku jelasin apapun ke Jinny dia masih tetap keras kepala. Mulai sejak itu kini antara aku dan Jinny serasa ada pemisah yang membuat kami tak lagi bisa seakrab dulu. Ada rasa canggung saat kami ngobrol,seperti orang yang baru kenal.
                     Hampir setengah tahun lamanya aku tak pernah bertemu lagi dengan Akrel sejak saat itu. Ia tak pernah lagi menghubungiku ataupun Jinny. Akrel seperti menghilang tanpa jejak. Aku sempat berusaha mencari informasi tentang dia kepada sahabat-sahabatnya. Tapi sahabatnya tidak tau keberadaannya. Aku pun perlahan bisa menghapusnya dari ingatanku dan Jinny juga telah kembali seperti sedia kala,meski sekarang ia agak tertutup soal semuannya.
                     Kini hari-hari ku semakin berwarna setelah aku naik ke kelas 9. Saat itu temanku berubah semuannya. Ngak seperti kelas 7 & 8. Yah, meski semua temenku berubah,tentunya bukan hal yang gampang untuk beradaptasi dengan semuannya. Karna aku termasuk anak yang sulit beradaptasi. Aku terlalu cuek dengan apa yang ada di sekitarku. Namun kini aku memiliki beberapa teman akrab. Tapi hanya satu yang kurasa telah benar-benar akrab. Namanya Wanda. Dia teman sebangku ku. Anaknya cukup asik,dan baik. Saat aku berteman dekat dengan Wanda aku ngak pernah cerita apa-apa tentang Akrel dihadapan Wanda.
                     Pagi itu saat aku datang ke sekolah tanganku langsung di tarik Wanda dengan ekspresi mukanya sangat bahagia. Ngak biasanya dia seperti ini. Ternyata dia mau cerita tentang kedekatannya dengan seorang cowok. Dia cerita bahwa cowok itu adalah Akrel. Aku sempat nanya
Dhea      : Akrel siapa Wan?
Wanda  : Ya Akrel itu loo Dhe
 Dhea     : Yang mana sih Wan?
Wanda  : Yalah masak kamu ngak tau Dhe?
Dhea      : Oalah Akrel yang itu? Yang anaknya keren itu ta?
Wanda  : Yups, kamu benar sekali. Kamu kenal ta Dhe?
Dhea      : Pernah denger namanya aja kok Wan
Wanda  : Tak kirain kamu kenal Dhe
Dhea      : Enggak kok Wan
Meski sebenernya aku kenal Akrel yang dimaksud Wanda. Malahan dia pernah masuk dalam kehidupanku meski Cuma sebentar aja. Padahal Aku mengenalkan Wanda pada temenku yang posisinya juga sebagai teman dekatnya Akrel bukan Akrelnya yang aku kenalkan ke Wanda.Entah mimpi apa yang ku dapat semalem,pagi itu aku shock setengah mati denger cerita Wanda. Tentang cowok barunya. Akrel yang ku kenal beberapa tahun lalu. Yang telah hilang dari kehidupanku setelah membuat luka di hatiku. Kini dia mencoba mendekati sahabatku. Aku tak habis pikir! Tapi aku ga pernah mikir semua ini bakal terjadi seperti ini.
                     Kedekatan mereka ngak terlalu lama tapi akhirnya Akrel lah yang kini pacaran dengan Wanda. Oh no!! Semoga ini hanya bercanda…! Aku ga mau kejadian ini terulang kembali. Aku takkan sanggup jika harus mengulanginya. Berpura-pura tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi kenyataanya kini,mereka memang pacaran. Namun tiba-tiba Akrel menghubungiku lagi, saat itu status Akrel sudah pacar Wanda . Aku ngak tau maksud Akrel menghubungi ku lagi. Setelah lama menghilang tanpa kabar apapun. Namun aku ngk mau berkomunikasi lagi dengan Akrel. Aku ngk mau untuk kedua kalinya dianggap sebagai selingkuhannya Akrel. Padahal aslinya aku ngak seperti itu. Tapi Akrel ngak berhenti-henti menelfonku. Aku kembali bingung. Aku ngak tau harus bagaimana lagi.
Kalau aku angkat, aku takut kejadian itu terulang lagi. Aku ngak mau itu terulang dan kehilangan sahabatku lagi. Akhirnya kalau Akrel telfon ngak pernah aku angkat. Cukup sekali aja aku ngerasain semua itu. Ngak enak dianggap kayak gitu sama sahabat sendiri. Keesokan harinya aku bertemu Jinny. Aku bertanya kepada Jinny.
Dhea      : Jin kamu ngak pernah di telfon apa di sms Akrel ta?
Jinny     : ga pernah kok Dhe. Emang kenapa kamu kok tiba-tiba nanya gitu?
Dhea      : oalah. Ya ngak kenapa-napa Cuma Tanya aja kok Jin
Jinny     : oalah
Setelah percakapan itu aku bingung, kenapa Akrel kok Cuma nelfon aku? Kenapa kok ngak nelfon Jinny? Aku Cuma berfikir positif mungkin Akrel Cuma ingin tau kabarku setelah ia pergi tanpa kabar selama itu.
Tak ada yang bisa ku lakukan selain merelakan hubungan mereka. Sama seperti yang ku lakukan dulu saat “Akrel pacaran sama Jinny”. Semua itu DEMI SAHABAT,!!! -_-
                                                                                                                     Dhea


No comments:

Post a Comment