Thursday, November 10, 2016

Cerpen: SOMETHING LOST


             Pagi pagi saat aku setelah melihat mentari yang tak kunjung terbit,melati yang mengejek wajahku,dan semua hewan hewan yang mungkin membicarakan diriku. Aku memang seorang yang mungkin tidak punya mata batin,semua telah ku korbankan.Hanya demi seorang lelaki pembual brengsek yang pernah kutemui,semua telah kuberikan,karena dia meminta bukti ketulusan cinta.Ketulusan cinta yang membuat dunia ini terasa buta. 

Saat itu aku yang terlena oleh dirinya,sesosok laki laki yang mengatakan akan cinta kepadaku,dan akan mencintaiku lebih dari cinta yang diberikan oleh orang tuaku sejak kecil. Aku yang buta akan semuanya pada saat itu,saat dia benar benar hadir dan meracuni hidupku. Tak sadar aku telah begitu jauh dari agama,mungkin saja malaikat akan tertawa kalau saja sekarang aku bedoa untuk memohon ampunan,atas dosaku yang terlalu besar.Mungkin juga tuhan enggan menerima aku kembali.Al quran dan sajadah yang hampir tak pernah aku sentuh saat aku terlalu memikirkan nafsu ini.Bahkan nama lelaki brengsek yang sering ku sebut,bukan nama tuhan.Aku sungguh menyesali kenapa ini harus terjadi.
           Terlalu indah kenangan yang terukir,terlalu dalam dosa yang kubuat,terlalu dalam juga sakit hati yang kupendam,dan terlalu …terlalu…terlalu durhaka diriku ini.Semua yang kulakukan ini,adalah contoh buruk dari kehidupan seorang remaja. Ku yang setiap malam tidak tenang karena merasa dikejar kejar oleh dosa – dosa.Dosa yang telah kuperbuat.
             Entah siapa diriku sekarang,aku tidak bisa mengenalinya.Mungkin juga aku bukan stevani yang dahulu.Padahal aku adalah siswi lulusan pondok terkenal disalah satu pesantren di negeri ini.Semua pendidikan di pesantren telah kulakukan tetapi aku telah meleset jauh dari itu.Karena perbuatanku ayahku menghembuskan nafas terakhirnya.Aku yang tak sempat melihat ayah saat dia berpakaian putih-putih saat dia dipanggil yang maha kuasa,tak kubayangkan betapa dosanya aku pada mereka.Padahal orang tuaku bekerja sangat keras supaya aku bisa menjadi anak yang selamat dunia dan akhirat,karena aku hanyalah anak tunggal dari seorang keluarga penjual Koran di stasiun. Mereka rela hanya memakan lauk seadanya demi menyekolahkan aku untuk ke jenjang setingi tingginya.Tetapi aku membalas kebaikan mereka dengan cara ini.Bagai air susu dibalas dengan air tuba.
          Mengingat akan kisahku bersamanya,yang menurut hati nurani memang salah,tetapi menurut nafsu itu sangat indah.Tetapi hanya keindahan sesaat bukan keindahan abadi.Karena setiap hari membolos sekolah untuk menghabiskan waktu dengan dirinya,dan tak pernah puas melakukan kebejatan itu.Tak dapat kupungkiri bahwa semua ini salah,seorang lelaki yang kukira akan menjagaku dan mencintaiku yang ternyata malah mendustaiku sampai sekarang.Dia lelaki pembual berengsek yang menghancurkan cita-cita dan impianku saat ini.Aku teringat saat Bunda yang waktu itu bertanya cita citaku dan aku menjawab “ Stevani ingin jadi dokter suatu saat nanti bunda..”dan bunda pun tersenyum saat itu.Entah kemana Bunda sekarang.Aku tak tahu kemana bundaku,sejak aku bersama seorang lelaki itu.Bahkan saat aku bersama lelaki itu,aku tak pernah memikirkan keluargaku,saat ini aku menyesal kenapa harus meninggalkan mereka,padahal mereka adalah orang yang membesarkan aku,mendidik aku sebelum terjerumus ke dalam lembah pintu neraka ini.

          Lelaki itu mengajak aku menjauh dari kebenaran hidup ini,kenyataan hidup ini.Dia telah meraut semuanya dariku,mulai dari pacar pertama,ciuman pertama,bahkan keperawananku yang telah dia renggut.Dia malah tidak pernah bertanggung jawab atas semua kelakuannya.Padahal dia pernah bilang akan bertanggung jawab atas semua ini,dan aku juga bodoh sekali,sangat bodoh sekali.Aku mau menjadi begitu karena dia meminta padaku untuk membuktikan berapa,betapa besarnya cintaku padanya.Tetapi sekarang dia malah pergi dengan perempuan yang lain.Apa yang dia harapkan padaku?..Cintaku atau cuman menikmati tubuhku ini. Aku teringat puisi –puisi yang telah kubuat untukmu yang meracuniku.

mata udah terlanjur dibutakan….
telinga pun tersumbat erat menghalangi sebongkah kata dari sahabat…
hanya hasrat,ilusi dalam hati…..
tanpa adanya logika yg mengimbangi……
tanpa arah nan pasti..terjerembab dalam lubang yang sama..…
sakit yang terasa kian membiru…..
mencoba bangkit dengan sisa tenaga…..
meredam sakit yang kian terasa…..
mencoba merenungi tabir hidup yang telah terlampaui dengan pasti…..
meraih asa mengubur mimpi…..
ingin ku terbang tinggi dan jauh pergi…..
tinggalkan harap dan mimpi…..
tinggalkan engkau sang pemain hati…..
         Semua ini bukan hanya gara gara lelaki berengsek itu,melainkan juga diriku yang terlalu mudah percaya dan bergaul dengan lingkungan yang salah.Andai saat itu aku tidak terjerumus dalam lingkungan rusak tersebut,mungkin aku tidak akan seperti ini.Semua ini tidak akan terjadi jika aku bergaul dengan lingkungan yang baik.  Tetapi apa boleh buat jika semua ini telah terjadi dan aku telah terlanjur menjadi kotor,bahkan mengalahkan kotoran hewan hewan yang berserakan dijalan.Aku sungguh malu kepada makhluk hidup lainnya dan tuhan.

       Bahkan sekarang aku pun cuman duduk termenung menjadi seorang yang tidak punya harga diri.Seperti mawar yang kusentuh akan seketika layu,karena kelakuanku ini. Kulihat semua ini menjadi realita hidupku sekarang. Aku ingin kembali menempuh jalan kebenaran,mungkin suatu saat tuhan akan mengampuninya dan memberikan jalan buat aku untuk bertobat.Aku ingin hidup di daerah yang baik baik dan mencoba mengubah hidupku ini.Memang berubah ke arah kebaikan itu sulit,tidak semudah membalikkan telapak tangan atau tak semudah mengucap kata kata cinta yang penuh dengan omong kosong.Aku ingin bertemu bundaku lagi,bunda yang mungkin selalu merindukan aku dan aku juga rindu padanya.Aku ingin menceritakan semua akan keinginanku untuk kembali menuju jalan kebenaran,walau sulit bagiku.Tetapi aku tidak dapat menjamin kalau saja bunda dapat menerima ku dalam keadaan yang sekarang,mungkin suatu keajaiban besar jika bunda masih menerimanya. Tetapi suatu keyakinan dalam diriku sekarang adalah jika ingin berubah pasti ada jalan,meskipun ku tak akan mudah untuk menjalaninya tapi aku harus yakinkan bahwa diriku akan bisa menjalaninya semua ini.Semoga jalan kan selalu terbuka untukku.

No comments:

Post a Comment