Thursday, November 10, 2016

Cerpen: Seutas Tali Kecil


          Terik matahari menyinari sebuah lapangan sepak bola disalah satu sekolah SMK. Seusai jeda istirahat, banyak murid berkumpul untuk melihat suatu pertandingan sepak bola yang akan dimulai. Di segerumbulan siswa-siswi yang menyaksikan terdapat salah seorang gadis manis yang saat ini duduk dibangku SMK tepatnya kelas dua. Gadis manis ini mempunyai nama Rain. Rain sering sekali melihat pertandingan sepak bola dimana pun tempatnya. Akan tetapi, disiang hari yang panas itu Rain berjumpa salah seorang pemain dari lawan sekolahnya  yang tampaknya hampir sama dengan orang yang pernah ada di masa lalu Rain.

         Mata Rain hanya tertuju pada satu arah yakni seseorang pemain sepak bola dari lawan sekolahnya itu. Sejak saat itu, Rain mencoba mencari tahu segala info tentang si cowok tersebut. Begitu cepatnya ia mendapatkan info bahkan kontak si cowok itu dan tak tanggung-tanggung lagi, Rain mengundangnya sebagai teman obrolnya. Dan si cowok misterius itu langsung menerima ajakan Rain pada akhirnya cowok tersebut berkomunikasi dengan Rain lewat media social, mulai sejak saat itu Rain nampak bahagia dan ceria.
          Di suatu ketika Rain berjumpa dengan cowok misterius yang kece dan manis itu, kejadian itu membuat Rain berperilaku aneh dan juga salah tingkah dihadapannya. Si cowok misterius kece nan manis itu sering dipanggil Dana. Dana merupakan cowok yang begitu aktif di lingkungan sekolahnya dan dia juga salah satu osis disekolahnya yang cukup terkenal. Banyak siswa-siswi yang mengenal Dana, cowok famous dan mudah akrab pada sesamanya terlebih lagi pada adik kelasnya. Disisi lain menurut Rain, Dana merupakan cowok yang begitu pendiam dan juga cuek. Rain juga mendapatkan sedikit info dari temannya yang merupakan adik kelas Dana itu sendiri.
           Di pagi hari minggu yang cerah dan suasananya cukup sejuk sungguh waktu yang cocok untuk dilakukan jogging. Dan Rain seperti biasanya berlari-lari kecil di sebuah taman kota. Bersamaan dengan itu nampak Dana terlihat di kejauhan dari tempat Rain, hal itu membuat gadis ini bersemangat berlari. Tetapi, Rain mencoba tidak untuk meliriknya dan menjauhinya. Hal yang tak pernah disangka oleh Rain ternyata terjadi begitu saja, tak dikiranya Dana berada tepat berjalan disampingnya. Membuat perasaan Rain kaget dan berdegup kencang, beserta detak jantung Rain yang berdetak lebih cepat. Di situ lah tempat pertama kali mereka berdua memulai percakapan.
Dana : “ Hai, Rain kan ya?”
Rain : “ Eh.. Iya”.  Dengan gugupnya ia menjawab
Dana : “ Wah kamu sering lari pagi disini ya?”
Rain : “ Hehe iya gak juga sering banget sih”
Dana : “ Rain, kalo ketemu aku sapa aja ya.. jangan malu lagi kan kita udah saling kenal” Dengan tawa kecil Dana mengucapkannya.
Rain : “ Iya Dan, Insyaallah” menjawabnya dengan tersipu malu.
Dana : “ Bener loh ya.. awas kalo gak nyapa”
Rain : “ Hehe iya Dana” dengan nada senang
Dana : “ Yaudah, Rain. Aku mau pulang dulu udah siang”
Rain : “ Iya Dan. Aku juga mau pulang kamu hati-hati ya”
Dana : “ Iya Rain kamu juga hati-hati ya”
            Dana pergi meninggalkan Rain dengan senyumnya yang sangat manis pada Rain. Itu membuat Rain merasa sangat bahagia, bagaikan di terbang tinggi ke angkasa oleh beribu merpati.
          Sesampai keesokan harinya pun Rain masih terbayang akan senyuman Dana pada hari itu, begitu manis di mata Rain. Rain dan Dana memang sering berkomunikasi,bahkan hampir setiap hari mereka saling berkomunikasi dan memberikan perhatian antara keduanya. Akan tetapi, Dana masih belum mengerti dengan perasaan yang dirasakan oleh Rain kepadanya. Rain menyukainya dan sangat mengaguminya, bukan karena Dana yang mirip dengan masa lalu Rain tetapi, karena sikap dan kelakuan Dana yang baik, sopan dan yang jelas sangat beda dengan masa lalu Rain. Rain nyaman berada dengan Dana, Dana pun memberikan perhatian yang begitu lebih kepada Rain. Dan itu, membuat Rain kebawa akan perasaannya. Hingga saat ini Rain masih belum tahu status Dana, entah itu lajang atau sudah berhubungan.
        Ketika Rain sedang berkomunikasi dengan Dana, ia mendapatkan sebuah pertanyaan yang menyangkut logika. Rain menjawab pertanyaan itu dan jawabannya memang benar, Dana telah berjanji akan memberikan sebuah hadiah bila jawaban Rain benar. Jawaban Rain pada saat itu memang benar, dan Dana berjanji pada Rain akan memberikan Hadiah itu langsung ke rumah Rain. Pernyataan Dana membuat Rain begitu bergembira, dan membuat Rain tak sabar menunggu hari itu tiba. Karena Rain tak memikirkan apa hadiahnya hanya saja pemberian dari Dana begitu berarti bagi Rain walaupun apa itu, Rain hanya membutuhkan kehadiran dan niatnya yang memberikan sesuatu yang khusus untuk Rain yang mungkin itu istimewah.
           Lusa Dana ingin pergi ke rumah Rain untuk memberikan hadiahnya namun, tak disangka ada acara pada hari itu. Hal itu membuat Rain berkecil hati. Lalu Dana kembali mengatakan bahwa ia akan ke rumah Rain besok malam. Karena Dana tidak ingin mengecewakan Rain, Dana juga telah berjanji dan tidak mungkin di ingkari oleh Dana. Mendengar hal itu membuat Rain terkejut, Rain hanya bisa menyetujui apa yang dikatakan oleh Dana.
            Begitu cepat hari berlalu, saat hari itu tiba Dana datang ke rumah Rain pada malam hari dengan membawa serangkai bunga mawar ditangannya untuk Rain. Sesampainya Dana dirumah Rain, Dana mengetuk pintu rumah Rain. Rain sendiri yang membuka pintu tersebut, muka Rain terkejut saat melihat adanya Dana di depan pintu rumah Rain. Dana pada saat itu mengatakan bahwa dia lupa tak membawa hadiahnya, raut muka Rain terlihat sedih. Dana bergegas kembali ke sepeda motornya dan mengambil sebuah tas kecil, dibukanya ta situ dihadapan Rain. Muncul serangkai bunga mawar untuk Rain, dan Dana mengatakan “Aku gak lupa kok, ini hadiah khusus buat kamu Rain. Udah jangan sedih gitu!” ucapnya kepada Rain. Wajah Rain terlihat memerah. “ Besok minggu aku ada pertandingan lihat aku ya, Rain” ucapan Dana, dan langsung saja pergi dari rumah Rain.
        Tibalah hari dimana ada pertandingan antara sekolah Dana melawan sekolah lain. Rain pergi untuk melihatnya dengan membawakan sebotol minuman untuk Dana. Setibanya disana banyak orang yang melihat pertandingan ini, dengan percaya dirinya Rain duduk di tribun yang paling atas. Dari atas Rain begitu hebohnya menyemangati Dana yang tengah bertanding di lapangan hijau. Rain tak lelah mendukung Dana sampai akhir pertandingan.
           Usainya pertandingan tersebut, Rain tetap berada di tribun berharap Dana menyampirinya kala itu. Tak lama Dana memang datang ke tribun. Akan tetapi, disaat Rain ingin memanggilnya Dana berhenti di sekerumunan cewek dan berbincang pada salah satu cewek disekerumunan itu. Dengan rasa kecewanya Rain pergi dari tribun itu. Tak disangkanya Dana mengikuti Rain, dan menghadang Rain di pinggir jalanan menuju parkiran.
Dana : “ Rain.. kamu mau kemana?”
Rain : “ Eh, aku mau ..”
Dana : “ Makasih ya sudah mau lihat pertandinganku ini. Terus kamu mau pulang gitu aja gak nunggu aku?”
Rain : “ Iya aku cuma mau beli minum doang kok”
Dana : “ Lah yang di tanganmu itu apa? Bukan minuman?” Rain mengulurkan tangannya yang memegang minuman kepada Dana.
Dana : “ Buat aku? Makasih Rain. Aku juga sudah tahu semuanya kok Rain”
Rain : “ Tahu semua tentang apa?” dengan herannya
Dana : “ Tentang semua perasaanmu ke aku”
Rain : “ Tapi dari siapa? Dan ..”
Dana : “ Itu gak penting Rain, aku mau jelasin. Aku ingin kita sahabatan aja bukan lebih  dari itu, kita lebih nyaman jadi sahabat kan? Dan juga karena aku sudah punya pacar Rain, cewek yang ada di tribun tadi itu cewekku”
Rain : “ Iya Dan, aku paham maksudmu aku juga gak ingin merusak hubungan kamu. tapi aku pingin kamu tau perasaanku aja, udah. Dan sikapmu ke aku itu buat aku kebawa perasaan sama kamu Dan!”
Dana : “ Iya Rain, jadi sebelumnya aku mau minta maaf sudah buat kamu kebawa perasaan sama sikapku ke kamu. Tapi aku gak bermaksud begitu, kita temanan aja ya Rain sampai nanti”
Rain : “ Iya Dan, tapi masalahnya aku sudah anggep kamu lebih dari teman Dan”
         Rain meneteskan air mata lalu, pergi meninggalkan Dana. Dana merasa dirinya bersalah dan mencoba mengejar Rain tetapi tak berhasil. Dana menyadari bahwa botol minuman yang diberikan Rain terdapat gelang yang melingkar beserta secarik kertasnya. Dana membuka kertas tersebut yang berisi “ Seutas tali kecil ini aku buat khusus buat kamu Dan. Memang dilihat dari bahannya tak seberapa tapi, aku harap kamu menyimpannya sebagai tanda pertemanan kita yang entah berubah menjadi apa nantinya. Yang ku harapkan hanyalah kita bersama sampai nanti. Seberapa lama kamu simpan benda ini, selama itu lah kamu menganggapku ada Dan. Walaupun hadirku hanya kamu anggap sebagai temanmu”. Dana merasa begitu bersalah kepada Rain, dan Dana mencoba menghubungi Rain tapi sudah jarang dibalas oleh Rain. Dana rindu masa dimana mereka saling berbagi cerita dan bercanda tawa. Dan mereka sudah tak pernah saling bertemu. Sejak saat itu, Dana mulai menyadari bahwa ia juga menyimpan rasa yang sama kepada Rain. Dana berjanji akan menyimpan seutas tali kecil yang dibuatkan khusus dari Rain untuk dirinya selamanya. “Mungkin inilah takdir, dimana dua orang hanya ditakdirkan untuk bertemu saja tidak ditakdirkan untuk bersama” ujar Dana.

No comments:

Post a Comment