Kita
berteriak kesal Akan ketidakpeduliannya
menganggap
dia sudah tidak mencintai diri ini.
Kita
mengumpat penuh serapah,
manakala
ada ruang sepi yang tercipta
pernahkah
kita berpikir apa perasaannya
ketika
marah dan umpatan terlanjur membuncah?
pernahkah
kita melamun
lalu
mengubah posisi kita yang diberi umpatan?
kita slalu
menganggap diri layaknya lilin
yang meski
kecil tapi berarti bagi orang lain
yang meski
hati sakit namun biar yang lain bahagia
padahal
bisa jadi kita adalah mendung
lemparkan
hujan dengan membabi buta
dengan niat
lepaskan beban diri
yang justru
acapkali salah arah
diri kita
ini pun bisa saja serupa kelinci,
meminta
selalu disuapi makan
namun tak
bisa berdendang merdu untuk menghibur sang majikan.
kita ingin
dicintai dengan setulus hati
namun kita
tidak pernah berusaha mencintai diri kita sendiri
"malas
belajar, tak suka berpakaian rapi, tampil kumal, dan seabrek
pertanda
kita tak mencintai raga dan rohani yang melekat di diri"
lalu dengan
pongahnya kita berkata:
MENGAPA
ENGKAU TAK MENCINTAIKU DENGAN SEGENAP JIWAMU?
Aluk
(27/11/2014)
No comments:
Post a Comment