Thursday, November 10, 2016

Cerpen: Rencana yang Tersembunyi

            Kuminum secangkir teh hangat di kafe dekat sekolahku. Dengan menunggu seseorang aku duduk dekat jendela yang berseberangan dengan jalan raya. Tempat ini adalah tempat favoritku dengan dia. Tempat yang 18 bulan ini menjadi saksi bisu disaat kami bercanda dan saling bercerita. “Assalamu’alaikum.” Salamnya selalu tak lupa diucapkan. “Wa’alaikum salam.” Jawabku. “Maaf ya Han, ini tadi macet di depan sekolah kamu.” Jelasnya. 

Hanya anggukan kepala kuberikan. “Kamu kok cuek sih? Aku salah banget ya? Maafin aku Han, aku ini kejebak macet.”. Dengan santainya aku menjawab, “Kamu nggak salah kak, aku kan dari dulu memang seperti ini. Aku lebih suka diem.”. “Terserahlah apa kata kamu. 6bulan lagi kamu PSG. Jangan sampai kamu cuekin aku seperti ini lagi. Awas aja kalo kamu tetep gitu!” dengan ketusnya dia menjawab. “Iya kakakku sayang . Hanna nggak akan gini lagi deh..Sebagai pacar yang baik, Hanna akan turuti Kak Rizqi.”.
Entah sampai kapan aku terus mengalah untuk hal- hal sepele seperti ini. Makan malam hari ini terasa berbeda. Mungkin karena aku akan berangkat PSG dan pastinya aku tidak akan ada di dekat Kak Rizqi seperti ini setiap harinya. Kami berdua saling diam hingga pertemuan malam ini usai. Huft... kurebahkan tubuhku di atas ranjang dengan sprei motif bunga. Sangat lelah hari ini. Akupun tertidur dengan pulas.
            Hari ini tanggal 8 Juni dan aku harus merayakan hari jadianku  dengan Kak Rizqi yang sudah 2 tahun berpacaran. Saat bel istirahat aku mengajak 3 sahabatku untuk menyusun rencana. “Viranda sama Asky bagian dekorasi ya..yang lainnya biar aku sama Zalfa. Sepulang sekolah kita kumpul di rumahku.” Jelasku pada mereka. “Oke Hanna...” Jawab mereka serempak. Bel sekolahpun berebunyi dan kami langsung tancap gas. Sampai di rumahku, kami mulai mengerjakan semuanya sesuai dengan pembagian tugas. Cukup lama kami mendekorasi gazebo. Sekitar 1 jam kami mengerjakannya. “Yeah..selesai juga semuanya..Capek juga ya Han..” Keluh Viranda.  “Iyalah, ini ada camilan. Esnya ambil sendiri di meja ya. Udah aku siapin buat kalian semua kok.”. “Wah,makasih Han. Tapi besok jangan lupa ya..kamu juga harus ngerayain ini sama kita-kita.” Jelas Asky. “Iya iya, pasti kok.” Jawabku. Seperti biasa aku dan sahabatku saling curhat terlebih dahulu. “Han, udah jam 4 nih. Aku harus jemput adek aku. Aku pulang duluan yah.” Pamit Viranda. “Eh,aku juga pulang Han. Aku inget ada tugas kimia. Zalfa di sini apa pulang sama aku?” Tanya Asky. “Aku juga pulang deh. Besok aja kita lanjut cerita lagi.” Jawab Zalfa. “Oke,kami pulang dulu ya Hanna.” Pamit mereka. “Iya..makasih buat semuanya ya. Hati- hati di jalan.”. “Iya Hanna, Assalamu’alaikum.”. “Wa’alaikum salam”. Akupun masuk rumah setelah mereka keluar dari gerbang.
            Setelah sholat Maghrib aku mengambil Hpku di kamar. Kukirim pesan singkat ke Kak Rizqi untuk mengundang makan malam di gazebo halaman rumaku. Selang beberapa menit, aku melihat hpku. Tak ada balasan darinya. Aku merasa hari- hari ini dia menghilang. Sms dan teleponku jarang sekali diangkat. Air mataku mulai menetes. Malam ini kurayakan sendiri hari jadianku. Kutelepon ketiga sahabatku. Berharap mereka datang untuk menghiburku, kenyataannya mereka sibuk dengan tugas masing- masing. Hanya kesunyian yang menemaniku. Aku merasa semua ini sia- sia. Cukup kecewa juga dengan semua ini.
Drrrt...drrt...drrrt... Hpku berdering tepat disampingku. Kulihat ada 3 sms langsung dari Kak Rizqi. Semua hanya permintaan maaf dan ucapan “Happy anniv 2 years.”. Aku tidak membalas smsnya. Kuletakkan hpku jauh- jauh dariku. Aku masih kesal dengan kelakuannya hari ini. Sudah capek –capek nyiapin semuanya, malah dia yang bikin semua rencana hancur. Kuletakkan Hpku di meja belajar dan aku tidak memperdulikan sms dia. Aku memilih tidur dan melupakan kejadian malam ini.
            Seminggu telah berlalu. Kak Rizqi tak memberi kabarnya sedikitpun. Setelah kejadian itu aku sering menyendiri. Tiap malam aku nungguin sms dari dia. Dan hingga malam ini tak ada satupun sms dari dia. Aku gelisah, hatiku sedih, aku tidak tau salahku sampai dia tiba- tiba menghilang. Akhirnya dengan keterpaksaan aku sms dia duluan..Berharap banget dia membalas dengan kata- kata manisnya, dan ternyata semua itu jauh dari apa yang aku harapkan. Dia sms yang berisikan bahwa dia tidak suka sma anak yang cuek, padahal aku tidak cuek, aku hanya ingin menjaga kehormatanku sebagai wanita. Sampai seterusnya aku lost kontak sama dia hingga menjelang PSG (kelas 2).
Sebelum berangkat PSG ke kota pahlawan besok, aku ingin menemui Kak Rizqi. Pesan singkat kukirimkan untuknya. Untuk hari ini aku memberanikan diri untuk mengirim pesan terlebih dahulu. Satu jam berlalu. Drrrt...drrrt...drrt...satu sms masuk. “Hanna aku ingin cerita sama kamu. Aku ada di depan rumahmu sekarang.” Pesan singkat dari Kak Rizqi. Aku berlari keluar rumah. Dan yang kulihat.....Begitu banyak balon yang dibawa Kak Rizqi. Kulangkahkan kakiku mendekatinya. Begitu tampan dia hari ini. Dengan kemeja warna putih tulang dan jeans hitam yang menurutku sangat serasi. Dia tersenyum dan berkata, “Happy birthday ya sayang. Maafin aku ya..6 bulan kita lost kontak. Kamu harus tau kalau aku memiliki alasan lain untuk semua itu. 6 bulan aku mencoba untuk terbiasa jauh dari kamu. Bukannya aku menghilang, semua ini juga sudah kupersiapkan sejak kamu cerita akan PSG di Surabaya. Kita akan jarang bertemu dan mungkin hanya sebulan sekali. Jangan marah ya sayang.. aku bener- bener minta maaf . Di hari ulang tahunmu ini, aku cuma bisa kasih ini.” Sebuah kalung liontin yang indah dia pakaikan di leherku. Aku hanya bisa diam dan masih merasa shock. Jadi itu alasan dia selama ini. Aku benar-benar bahagia dan aku sendiri sebenarnya lupa bahwa hari ini aku ulang tahun.
“Di kota pahlawan kamu harus jaga mata dan hati ya sayang, jangan lupa ngasih kabar ke aku.” Pesan Kak Rizqi. “Iya, pasti kok..”. Sungguh malam ini adalah malam terindah. Kusandarkan kepalaku dipundaknya. Aku hanya berharap hubungan ini selamanya akan tetap seperti ini. Selalu bersama saat senang maupun sedih.

18

No comments:

Post a Comment