Tuesday, November 22, 2016

Sinopsis Roman Katak Hendak Jadi Lembu


Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1935 karya Nur Sutan Iskandar, seorang sastrawan yang sangat produktif di zamannya. Ia sering menggunakan nama samaran Nursinah Iskandar.

Isinya menceritakan kehidupan seorang laki-laki bernama Suria, anak Haji Zakaria, yang menjadi mantri kabupaten Sumedang. Isterinya bernama Zubaidah, anak Haji Hasbullah. Suria mempunyai tiga orang anak, yakni Abdulhalim, Saleh, dan Aminah. Abdulhalim bersekolah di Osvia, Sekolah Menak di Bandung, atas bantuan Haji Hasbullah.
Hidup Suria sangat mewah walaupun gajinya sangat kecil. Keluh kesah isterinya tidak dihiraukan lagi sehingga terpaksa Zubaidah minta bantuan ayahnya. Pada mulanya bantuan itu terus diberikan, tetapi makin lama makin berkurang, bahkan akhirnya terpaksa harus dihentikan karena Haji Hasbullah banyak mengeluarkan uang untuk kepentingan Abdulhalim.
Kepala kantor Suria bernama R. Atmadinata mempunyai seorang magang yang bernama R. Kosim. Pada suatu waktu di kabupaten Sumedang ada lowongan pekerjaan klerk. Lowongan itu banyak yang ingin mengisinya, di antaranya ialah Suria dan R. Kosim. Asisten Residen memberikan harapan kepada Suria dapat mengisi lowongan itu. Tetapi tiba-tiba Asisten Residen itu dipindah, dan barang-barangnya dilelang.
Dengan harapan agar ia dapat diterima mengisi lowongan pekerjaan klerk itu, maka Suria banyak sekali membeli barang lelangan milik Asisten Residen itu, tanpa menghiraukan bagaimana berat beban penderitaan isterinya. Bahkan pada suatu hari Suria berusaha pula melamar anak Haji Junaidi yang bernama Fatimah.
Hal itu tidak dijawab oleh Haji Junaidi, karena Fatimah telah dicalonkan menjadi isteri R. Kosim. Bahkan pada suatu hari Suria diundang menghadiri resepsi pernikahan Fatimah dengan R. Kosim; namun ia tidak datang. Ia menuduh R. Atmadinata merintangi kehendaknya dan membela R. Kosim. Karena itu ia minta berhenti dari jabatannya.
Setelah diselidiki ternyata ia telah melakukan korupsi uang kas dana di kantornya. Uang itulah yang dipakainya untuk membeli barang-barang lelangan milik Asisten Residen. Mujurlah bagi Suria uang itu masih dapat digantinya dengan jalan melelang barang-barangnya. Setelah itu Suria dan Zubaidah ikut Abdulhalim yang sudah bekerja dan beristeri dengan seorang anak jaksa kepala bernama Sutilah.
Tak lama kemudian hubungan antara Suria dengan anaknya menjadi retak, karena Suria terlalu banyak mencampuri urusan rumah tangga. Karena sedih melihat kelakuan Suria tersebut, akhirnya Zubaidah meninggal karena serangan jantung. Sepeninggal Zubaidah, Suria pun pergi meninggalkan rumah Abdulhalim. Ia naik kereta api menuju Jakarta, dan setelah tidak berhasil mencari pekerjaan di sana, pulanglah ia ke Rajapolah di daerah Tasikmalaya, tinggal di rumah Mak Iyah, bekas pembantu almarhum ayahnya.

Pekerjaannya di sana ialah menganyam topi. Pada suatu hari setelah selesai menganyam topi, Mak Iyah berbaring di malam gelap. Pada waktu itulah Suria baru merasa menyesali perbuatannya yang sombong itu. Akhirnya dengan tidak setahu Mak Iyah, pergilah ia meninggalkan tempat itu dan tidak diketahui orang ke mana perginya.

No comments:

Post a Comment