Namaku
Az-zahra Amelia Putri biasa akrab dipanggil Amel, aku sekarang bersekolah di
SMK terfavorit di kotaku tepatnya duduk di bangku kelas 11. Aku mempunyai masa
lalu yang amat susah untuk melupakannya. Yaitu masa lalu yang berhubungan dengan
kisah perjalanan cintaku.
INILAH MASA
LALUKU.....
Sebelum aku
menginjak di bangku SMK ini dan tepat pada saat masih kelas 8 SMP, aku dikenal sebagai cewek yang sederhana, pintar dan
cantik. Tapi aku tak pernah menyombongkan diri dengan predikat itu karena aku
tahu sombong hanya menambah dosa. Aku bersekolah di SMP Pelita Jaya yang kebetulan
sekolah itu berada di desaku sendiri, jadi tiap aku berangkat sekolah ku
biasakan jalan kaki dengan temanku, Nadia namanya.
Di
sekolah aku dekat dengan 3 kakak kelasku Afif, Dio dan Rio namanya. Kebetulan
mereka satu kelas. Tapi yang kak Dio ini tidak akrab dengan kedua kakak itu. Ketiga-tiganya
sangat care sama aku, baik perhatian itu sifat yang selalu muncul dari ketiga
kakak itu. Entah apa rencana mereka selama ini. Tiap hari ketiga kakak ini
tidak pernah telat chating aku dan setiap bertemu juga, mereka selalu tersenyum
dan sepertinya mereka memendam sesuatu, tetapi yang kak Dio ini masih malu-malu
ketika bertemu denganku.
Sinar
mentari yang begitu hangat membuatku terbangun dari tidur nyenyakku, seperti
hari-hari biasa yang aku lakukan, namun hanya saja hari ini aku merasa sangat bahagia
sekali entah apa yang terjadi untuk hari ini? Langkah demi langkah telah
kutempuh dengan senyuman indah yang melekat dibibir manisku dan akupun tidak
lupa kalau hari ini sekolahku mengadakan acara Maulid Nabi yang akan diadakan
di mushollah, sesampai di sekolah aku langsung menuju ke tempat yang sudah
disediakan dan baru saja aku menaruh pantatku dilantai musholla aku melihat kak
Rio memandangku dari kejauhan sambil berbisik – bisik dengan teman sekelasku
David namanya, tapi aku berlagak biasa saja seolah-olah aku tidak tau apa-apa,
selesai acara itu kami semua beranjak menuju kelas masing-masing untuk absensi
kehadiran. David menghampiriku
“eh Mel, kamu tadi loh dilihatin
kak Rio terus” ucap David
“iya Vid, aku sudah tau kok
kebetulan aku tadi juga lihat sendiri, terus dia tadi bilang apa ke kamu”
tanyaku
“dia bilang kalau kamu tadi itu
cantik banget Mel” ucap David
“nggak ah biasa aja” jawabku
sambil tersenyum
Ketika
mendengar perkataan David, firasatku berkata bahwa kak Dio memendam rasa yang lebih
denganku. Dan tepat malam harinya dengan sangat kebetulan kak Rio dan kak Dio
sms dengan tujuan yang sama. Mereka sama-sama menembak ku dengan kata-kata yang
sama juga “Mel aku suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku” DEG...DEG..!!!
bunyi detak jantungku tanpa henti, hatiku serasa campur aduk sekali disatu sisi
aku sangat senang dan disisi lain aku kebingungan memilih siapa karena aku juga
suka kedua-duanya diterima kedua-duanya juga nggak mungkin dan ternyata
firasatku tidak melenceng jauh dari kenyataan.
Sekilas
melintas di pikiranku “kak Afif” yah.. kurasa aku harus meminta solusi kepada
dia karena dia satu kelas dengan mereka jadi dia yang lebih tau sifat asli
keduanya. Aku mengirimkan sms kepada kak Afif “kak aku bingung nih, tiba-tiba
kak Dio dan kak Rio menembakku, aku bingung pilih yang mana” “kamu suka yang
mana loh” balas kak Afif “aku suka dua-duanya kak, menurut kakak gimana sifat
mereka masing-masing, kakak kan satu kelas dengan mereka” tanyaku lagi “kalau
menurut aku sih kamu mending pilih kak Rio aja” balas kak Afif lagi, tanpa basa
basi aku langsung menekan tombol send di hp aku dengan balasan sms ke kak Rio “
iya kak aku mau jadi pacar kakak” tapi disisi lain aku mengirim sms ke kak Dio
“maaf kak, aku sudah punya pacar”
Dan
mulai detik ini juga aku resmi menjalankan hubungan dengan kak Rio, entah
bagaimana perasaan kak Dio setelah membuka dan membaca sms dariku, aku berharap
ini adalah jawaban yang tepat untuk kita semua, dan ketika kak Rio aku beritahu
kalau aku pacaran dengan teman sekelasnya sendiri, balasan singkat darinya
“semoga kamu bahagia” DEG.. DEG..!! bunyi itu muncul lagi dijantungku dan aku
merasa kehilangan saat membaca sms darinya, kenapa?? Entahlah.. dan sejak saat
itu kak Dio mulai menghindar dariku, sms pun hampir tidak pernah bertemu juga
paling tidak 1 minggu 1 kali. Begitu juga kak Afif dia sama seperti kak Dio,
selalu menghindar dariku.
Detik demi detik telah berlalu kita
sering menghabiskan waktu kita seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah
kasmaran. Keesokan harinya tidak sengaja kita bertemu di kantin tempat biasa
aku nongkrong sama teman-teman waktu jam istirahat
“hay Mel, kamu sudah makan?”
tanya kak Rio sambil menduduki kursi disampingku
“Ciye-ciye” celetuk temanku
rame-rame
“hay juga, udah kok barusan
makan” jawabku sambil tersenyum
Panjang kali lebar kita ngobrol
berdua, tidak terasa jarum jam tepat menunjuk angka 10.00 bertanda jam
pelajaran akan segera dimulai dan suara bel akhirnya berbunyi juga.
“udah masuk nih, ke kelas yuk” ajak Nadia
teman sebangkuku
“ayok, nanti kita juga mau ulangan” jawab
temanku yang lain
“yaudah kak aku ke kelas duluan yah” jawabku
sambil berdiri seraya meninggalkan kantin.
Entah kenapa setiap jam setiap menit
bahkan setiap detikpun aku selalu memikirkannya seolah-olah dikehidupanku cuma
hanya dia seorang. Entah bagaimana rencana Tuhan kedepannya, semoga saja
rencana Tuhan sesuai dengan harapanku. Amin.. Berbadan tinggi, berkulit putih,
berhidung mancung dan mulutnya yang seksi itulah yang aku sukai dari
penampilannya. Setiap hari jum’at malam sabtu seperti biasanya kegiatan rutin
di desaku mengaji bersama dengan anak satu sekolah yang rumahnya berdekatan
dengan desaku, dan kebetulan juga rumah kak Rio tidak jauh dari desaku. Ketika
ustadz menerangkan kami berdua saling pandang memandang dengan wajah yang penuh
perasaan.
“ciye-ciye” canda Windi yang duduk
disebelahku
“apa sih Win, ganggu aja” ucapku sambil
tersenyum.
Hari berganti bulan, dan bulan kini
sudah berganti tahun tak terasa sudah 1 tahun lamanya aku dan kak Rio menjalani
hubungan ini yang hampir tidak ada masalah apapun. Tepat tanggal 1 Februari
pukul 16.00 tidak sengaja aku melihat kak Rio berboncengan dengan perempuan
lain, dan aku tau persis perempuan itu, kak Firly?? Yah.. Firly namanya,
kebetulan dia juga satu sekolah denganku, dia juga kakak kelasku tapi sayangnya
dia beda kelas dengan kak Rio, ketika melihat kejadian itu hatiku serasa
ditusuk duri yang amat tajam. “aku tidak menyangka kamu tega melakukan
perbuatan itu kak, padahal kita sudah 1 tahun saling percaya saling menjaga
cinta ini tapi kamu tega melakukan ini semua yang tak sepantasnya kamu lakukan”
ucapku dalam hati sambil meneteskan air mata.
Keesokan
harinya sewaktu aku keluar kelas tidak sengaja kak Rio menghampiriku
“Mel kenapa nomer kamu kok nggak aktif” tanya
kak Rio
“ kakak pikir aja sendiri” jawabku dengan
nada kesal sambil berlari menuju kelas
Kini hatiku
sudah tertutup buatmu kak, sebetulnya aku masih mencintainya tapi apa yang
telah dia lakukan sudah diluar ambang batas dan aku benar-benar sangat kecewa,
setiap kali aku bertemu dengannya aku selalu menghindar dan menjauh darinya
karena aku tidak mau meneteskan air mataku cuma gara-gara teringat dengan masa
laluku.
Namun,
kenyataan tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, bukan??
Kali ini kami bertemu kembali di lapangan tempat biasanya aku lari pagi atau
sekedar bersepeda saat liburan sekolah, dan sampai disitu lagi-lagi aku melihat
kak Rio dengan selingkuhannya sedang asyik berboncengan dengan 1 sepeda,
melihat mereka berdua aku sekuat tenaga menolak rasa itu datang kembali, tapi
apa daya jika rasa itu sudah terlanjur merasuk hingga hati terdalam dan
konyolnya hanya dalam hitungan detik rasa itu datang kembali, sedangkan
melenyapkannya butuh berbulan-bulan lamanya.
Hari demi
hari telah kulewati tanpa adanya sosok lelaki yang mendampingi kemanapun aku
pergi. Kini dia muncul lagi dikehidupanku, tepat pada jam pulang sekolah
kebetulan aku berjalan bebarengan dengan kak Rio. Aku sadar, aku tak bisa
menghindar terus darinya, hal yang harus aku lakukan adalah bersikap layaknya
manusia biasa yang selalu gembira, dan seolah-olah tidak memiliki kenangan
buruk apapun.
“Mel, kenapa setiap kali bertemu, kamu
menghindar terus?” tanya kak Rio
“nggak papa kok” jawabku singkat
“Mel” sahut kak Rio sambil menarik tanganku
“udah ya kak, kakak nggak usah sok perhatian
lagi sama aku, dan hubungan kita cukup sampai disini saja, jadi mulai sekarang
kakak nggak usah cariin aku lagi.” Jawabku dengan nada sinis sambil melepaskan
tanganku dari genggamannya
“emang aku salah apa Mel” jawab kak Rio
dengan wajah yang nggak punya rasa salah
“kakak itu nggak usah sok polos ya, aku itu
sudah tau kalo kamu itu busuk dibelakang, kamu selingkuhkan” ucapku dengan nada
yang sangat kesal
Kak Rio kebingungan mau menjawab apa..
“menyesal
bisa kenal sama kamu” mendorong kak Rio dan lari sambil memendam rasa
tangis
Semenjak kejadian itu kak Rio sama
sekali tidak pernah menghubungiku bahkan muncul dihadapanku juga tidak pernah. 1
tahun telah berjalan kini tiba saatnya dimana kita berpisah dengan kawan
seperjuangan, pisah dengan teman-teman, pisah dengan guru-guru bahkan dengan
sahabat sendiri kita berpisah juga. Dan anehnya, bahkan hampir 100% aku tidak
percaya kalau ini benar-benar nyata, aku akan satu sekolah lagi dengan mereka,
siapa? Kak Rio dan kak Dio Yah.. mereka lagi mereka lagi, disaat aku belajar
untuk melupakan masa laluku itu tapi tuhan tidak sependapat denganku, bahkan
tuhan berkehendak lain.
Setiap kali aku bertemu dengannya
pasti aku selalu teringat dengan masa laluku dan aku harus sadar mereka berdua
pernah bersinggah dalam kehidupanku mereka berdua pernah membahagiakanku walau
hanya sesaat saja dan aku harus mensyukuri itu semua. sekarang aku tahu hal
tepat yang harus aku lakukan, hal apa? Yaitu menganggapnya sebagai kakak
kelasku sama seperti dengan kakak-kakak kelas yang lainnya, tanpa memandang
sifat aslinya.
Bertemu
menghindar?? Kurasa nggak perlu
Disapa.
Jawab?? Yah cukup dengan senyuman
Harus dibiasakan selama 2 tahun. Sanggup??
Harus sanggup.
Ternyata
semua rencana tuhan itu tidak sesuai dengan harapan kita dan aku yakin rencana
tuhan tidak pernah salah. dan sekarang
aku sadar bahwa cinta itu tak selamanya indah, cinta tidak menjamin kebahagiaan
karna cinta membutakan segalanya dan aku percaya cinta akan datang dengan
sendirinya. (Lufi)
****
No comments:
Post a Comment