Wednesday, November 9, 2016

Cerpen: Histori Masa Lalu


Namaku Az-zahra Amelia Putri biasa akrab dipanggil Amel, aku sekarang bersekolah di SMK terfavorit di kotaku tepatnya duduk di bangku kelas 11. Aku mempunyai masa lalu yang amat susah untuk melupakannya. Yaitu masa lalu yang berhubungan dengan kisah  perjalanan cintaku.
INILAH MASA LALUKU.....
Sebelum aku menginjak di bangku SMK ini dan tepat pada saat masih kelas 8 SMP, aku dikenal sebagai cewek yang sederhana, pintar dan cantik. Tapi aku tak pernah menyombongkan diri dengan predikat itu karena aku tahu sombong hanya menambah dosa. Aku bersekolah di SMP Pelita Jaya yang kebetulan sekolah itu berada di desaku sendiri, jadi tiap aku berangkat sekolah ku biasakan jalan kaki dengan temanku, Nadia namanya.


Di sekolah aku dekat dengan 3 kakak kelasku Afif, Dio dan Rio namanya. Kebetulan mereka satu kelas. Tapi yang kak Dio ini tidak akrab dengan kedua kakak itu. Ketiga-tiganya sangat care sama aku, baik perhatian itu sifat yang selalu muncul dari ketiga kakak itu. Entah apa rencana mereka selama ini. Tiap hari ketiga kakak ini tidak pernah telat chating aku dan setiap bertemu juga, mereka selalu tersenyum dan sepertinya mereka memendam sesuatu, tetapi yang kak Dio ini masih malu-malu ketika bertemu denganku.
Sinar mentari yang begitu hangat membuatku terbangun dari tidur nyenyakku, seperti hari-hari biasa yang aku lakukan, namun hanya saja hari ini aku merasa sangat bahagia sekali entah apa yang terjadi untuk hari ini? Langkah demi langkah telah kutempuh dengan senyuman indah yang melekat dibibir manisku dan akupun tidak lupa kalau hari ini sekolahku mengadakan acara Maulid Nabi yang akan diadakan di mushollah, sesampai di sekolah aku langsung menuju ke tempat yang sudah disediakan dan baru saja aku menaruh pantatku dilantai musholla aku melihat kak Rio memandangku dari kejauhan sambil berbisik – bisik dengan teman sekelasku David namanya, tapi aku berlagak biasa saja seolah-olah aku tidak tau apa-apa, selesai acara itu kami semua beranjak menuju kelas masing-masing untuk absensi kehadiran. David menghampiriku
“eh Mel, kamu tadi loh dilihatin kak Rio terus” ucap David
“iya Vid, aku sudah tau kok kebetulan aku tadi juga lihat sendiri, terus dia tadi bilang apa ke kamu” tanyaku
“dia bilang kalau kamu tadi itu cantik banget Mel” ucap David 
“nggak ah biasa aja” jawabku sambil tersenyum
            Ketika mendengar perkataan David, firasatku berkata bahwa kak Dio memendam rasa yang lebih denganku. Dan tepat malam harinya dengan sangat kebetulan kak Rio dan kak Dio sms dengan tujuan yang sama. Mereka sama-sama menembak ku dengan kata-kata yang sama juga “Mel aku suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku” DEG...DEG..!!! bunyi detak jantungku tanpa henti, hatiku serasa campur aduk sekali disatu sisi aku sangat senang dan disisi lain aku kebingungan memilih siapa karena aku juga suka kedua-duanya diterima kedua-duanya juga nggak mungkin dan ternyata firasatku tidak melenceng jauh dari kenyataan.
Sekilas melintas di pikiranku “kak Afif” yah.. kurasa aku harus meminta solusi kepada dia karena dia satu kelas dengan mereka jadi dia yang lebih tau sifat asli keduanya. Aku mengirimkan sms kepada kak Afif “kak aku bingung nih, tiba-tiba kak Dio dan kak Rio menembakku, aku bingung pilih yang mana” “kamu suka yang mana loh” balas kak Afif “aku suka dua-duanya kak, menurut kakak gimana sifat mereka masing-masing, kakak kan satu kelas dengan mereka” tanyaku lagi “kalau menurut aku sih kamu mending pilih kak Rio aja” balas kak Afif lagi, tanpa basa basi aku langsung menekan tombol send di hp aku dengan balasan sms ke kak Rio “ iya kak aku mau jadi pacar kakak” tapi disisi lain aku mengirim sms ke kak Dio “maaf kak, aku sudah punya pacar”
Dan mulai detik ini juga aku resmi menjalankan hubungan dengan kak Rio, entah bagaimana perasaan kak Dio setelah membuka dan membaca sms dariku, aku berharap ini adalah jawaban yang tepat untuk kita semua, dan ketika kak Rio aku beritahu kalau aku pacaran dengan teman sekelasnya sendiri, balasan singkat darinya “semoga kamu bahagia” DEG.. DEG..!! bunyi itu muncul lagi dijantungku dan aku merasa kehilangan saat membaca sms darinya, kenapa?? Entahlah.. dan sejak saat itu kak Dio mulai menghindar dariku, sms pun hampir tidak pernah bertemu juga paling tidak 1 minggu 1 kali. Begitu juga kak Afif dia sama seperti kak Dio, selalu menghindar dariku.
            Detik demi detik telah berlalu kita sering menghabiskan waktu kita seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah kasmaran. Keesokan harinya tidak sengaja kita bertemu di kantin tempat biasa aku nongkrong sama teman-teman waktu jam istirahat
“hay Mel, kamu sudah makan?” tanya kak Rio sambil menduduki kursi disampingku
“Ciye-ciye” celetuk temanku rame-rame
“hay juga, udah kok barusan makan” jawabku sambil tersenyum
            Panjang kali lebar kita ngobrol berdua, tidak terasa jarum jam tepat menunjuk angka 10.00 bertanda jam pelajaran akan segera dimulai dan suara bel akhirnya berbunyi juga.
“udah masuk nih, ke kelas yuk” ajak Nadia teman sebangkuku
“ayok, nanti kita juga mau ulangan” jawab temanku yang lain
“yaudah kak aku ke kelas duluan yah” jawabku sambil berdiri seraya meninggalkan kantin.
            Entah kenapa setiap jam setiap menit bahkan setiap detikpun aku selalu memikirkannya seolah-olah dikehidupanku cuma hanya dia seorang. Entah bagaimana rencana Tuhan kedepannya, semoga saja rencana Tuhan sesuai dengan harapanku. Amin.. Berbadan tinggi, berkulit putih, berhidung mancung dan mulutnya yang seksi itulah yang aku sukai dari penampilannya. Setiap hari jum’at malam sabtu seperti biasanya kegiatan rutin di desaku mengaji bersama dengan anak satu sekolah yang rumahnya berdekatan dengan desaku, dan kebetulan juga rumah kak Rio tidak jauh dari desaku. Ketika ustadz menerangkan kami berdua saling pandang memandang dengan wajah yang penuh perasaan.
“ciye-ciye” canda Windi yang duduk disebelahku
“apa sih Win, ganggu aja” ucapku sambil tersenyum.
            Hari berganti bulan, dan bulan kini sudah berganti tahun tak terasa sudah 1 tahun lamanya aku dan kak Rio menjalani hubungan ini yang hampir tidak ada masalah apapun. Tepat tanggal 1 Februari pukul 16.00 tidak sengaja aku melihat kak Rio berboncengan dengan perempuan lain, dan aku tau persis perempuan itu, kak Firly?? Yah.. Firly namanya, kebetulan dia juga satu sekolah denganku, dia juga kakak kelasku tapi sayangnya dia beda kelas dengan kak Rio, ketika melihat kejadian itu hatiku serasa ditusuk duri yang amat tajam. “aku tidak menyangka kamu tega melakukan perbuatan itu kak, padahal kita sudah 1 tahun saling percaya saling menjaga cinta ini tapi kamu tega melakukan ini semua yang tak sepantasnya kamu lakukan” ucapku dalam hati sambil meneteskan air mata.
            Keesokan harinya sewaktu aku keluar kelas tidak sengaja kak Rio menghampiriku
“Mel kenapa nomer kamu kok nggak aktif” tanya kak Rio
“ kakak pikir aja sendiri” jawabku dengan nada kesal sambil berlari menuju kelas
Kini hatiku sudah tertutup buatmu kak, sebetulnya aku masih mencintainya tapi apa yang telah dia lakukan sudah diluar ambang batas dan aku benar-benar sangat kecewa, setiap kali aku bertemu dengannya aku selalu menghindar dan menjauh darinya karena aku tidak mau meneteskan air mataku cuma gara-gara teringat dengan masa laluku.
Namun, kenyataan tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, bukan?? Kali ini kami bertemu kembali di lapangan tempat biasanya aku lari pagi atau sekedar bersepeda saat liburan sekolah, dan sampai disitu lagi-lagi aku melihat kak Rio dengan selingkuhannya sedang asyik berboncengan dengan 1 sepeda, melihat mereka berdua aku sekuat tenaga menolak rasa itu datang kembali, tapi apa daya jika rasa itu sudah terlanjur merasuk hingga hati terdalam dan konyolnya hanya dalam hitungan detik rasa itu datang kembali, sedangkan melenyapkannya butuh berbulan-bulan lamanya.
Hari demi hari telah kulewati tanpa adanya sosok lelaki yang mendampingi kemanapun aku pergi. Kini dia muncul lagi dikehidupanku, tepat pada jam pulang sekolah kebetulan aku berjalan bebarengan dengan kak Rio. Aku sadar, aku tak bisa menghindar terus darinya, hal yang harus aku lakukan adalah bersikap layaknya manusia biasa yang selalu gembira, dan seolah-olah tidak memiliki kenangan buruk apapun.
“Mel, kenapa setiap kali bertemu, kamu menghindar terus?” tanya kak Rio
“nggak papa kok” jawabku singkat
“Mel” sahut kak Rio sambil menarik tanganku
“udah ya kak, kakak nggak usah sok perhatian lagi sama aku, dan hubungan kita cukup sampai disini saja, jadi mulai sekarang kakak nggak usah cariin aku lagi.” Jawabku dengan nada sinis sambil melepaskan tanganku dari genggamannya
“emang aku salah apa Mel” jawab kak Rio dengan wajah yang nggak punya rasa salah
“kakak itu nggak usah sok polos ya, aku itu sudah tau kalo kamu itu busuk dibelakang, kamu selingkuhkan” ucapku dengan nada yang sangat kesal
Kak Rio kebingungan mau menjawab apa..
“menyesal  bisa kenal sama kamu” mendorong kak Rio dan lari sambil memendam rasa tangis
            Semenjak kejadian itu kak Rio sama sekali tidak pernah menghubungiku bahkan muncul dihadapanku juga tidak pernah. 1 tahun telah berjalan kini tiba saatnya dimana kita berpisah dengan kawan seperjuangan, pisah dengan teman-teman, pisah dengan guru-guru bahkan dengan sahabat sendiri kita berpisah juga. Dan anehnya, bahkan hampir 100% aku tidak percaya kalau ini benar-benar nyata, aku akan satu sekolah lagi dengan mereka, siapa? Kak Rio dan kak Dio Yah.. mereka lagi mereka lagi, disaat aku belajar untuk melupakan masa laluku itu tapi tuhan tidak sependapat denganku, bahkan tuhan berkehendak lain. 
            Setiap kali aku bertemu dengannya pasti aku selalu teringat dengan masa laluku dan aku harus sadar mereka berdua pernah bersinggah dalam kehidupanku mereka berdua pernah membahagiakanku walau hanya sesaat saja dan aku harus mensyukuri itu semua. sekarang aku tahu hal tepat yang harus aku lakukan, hal apa? Yaitu menganggapnya sebagai kakak kelasku sama seperti dengan kakak-kakak kelas yang lainnya, tanpa memandang sifat aslinya.
            Bertemu menghindar?? Kurasa nggak perlu
            Disapa. Jawab?? Yah cukup dengan senyuman
Harus dibiasakan selama 2 tahun. Sanggup?? Harus sanggup.
Ternyata semua rencana tuhan itu tidak sesuai dengan harapan kita dan aku yakin rencana tuhan tidak pernah salah.  dan sekarang aku sadar bahwa cinta itu tak selamanya indah, cinta tidak menjamin kebahagiaan karna cinta membutakan segalanya dan aku percaya cinta akan datang dengan sendirinya. (Lufi)
****
 
                       




No comments:

Post a Comment